SOLOPOS.COM - Para mantan TKI mengikuti Edukasi Kewirausahaan Budidaya Tanaman Holtikultura bagi TKI Purna dan Keluarga, di kantor Perpustakaan Daerah (Perpusda) Sragen, Rabu (19/3/2014).(JIBI/Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN –Para tenaga kerja Indonesia (TKI) sering mengalami kesulitan saat kembali ke kampung halaman. Pasalnya, mereka kebingungan untuk mencari pekerjaan lantaran minimnya keahlian.

Hal itu diakui Kasi Fasilitasi Direktorat Pemberdayaan BNP2TKI, Budiono, saat ditemui wartawan di sela-sela Edukasi Kewirausahaan Budidaya Tanaman Holtikultura Bagi TKI Purna dan Keluarga di kantor Perpustakaan Daerah (Perpusda) Sragen, Rabu (19/3/2014). Dijelaskannya, selain minimnya keahlian, para TKI setibanya di kampung halaman sering berlaku konsumtif dari penghasilan yang diperoleh selama bekerja di luar negeri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lantaran hal itu, Budiono menilai pemberian pengetahuan kewirausahaan bagi para mantan TKI cukup penting agar mereka tak ada lagi niatan untuk kembali menjadi TKI. “Program ini kami munculkan agar mereka bisa memanfaatkan gaji yang sering digunakan untuk hal-hal konsumtif. Kami berpikir kedepan ada perubahan nasib. Kami tidak menginginkan mereka terus-terusan menggantungkan mata pencaharian di luar negeri,” ungkapnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Tak hanya pendidikan kewirausahaan bagi para mantan TKI, Budiono menambahkan pihaknya juga memberikan edukasi pengelolaan keuangan bagi calon TKI dan keluarganya. Tujuannya, agar para TKI sekembalinya ke kampung halaman tak berlaku konsumtif.
Terkait edukasi kewirausahaan, Budiono menjelaskan program tersebut sudah berjalan sejak 2010 silam. Ditargetkan, program itu menyasar 17.000 TKI dan keluarga pada 2014.

Masing-masing kelompok TKI di derah yang menjadi sasaran penerapan edukasi, Budiono menjelaskan mendapat dana stimulan dari BP3TKI senilai Rp10 juta. “Ini masuk dalam RPJMN pemberdayaan TKI. Untuk target, tahun ini menyisakan 4.450 mantan TKI dan keluarga,” jelasnya.

Dari program yang sudah berjalan, lanjut dia, setidaknya terdapat 600an mantan TKI yang sudah berwirausaha. “Diluar pelatihan juga ada beberapa teman [mantan TKI] yang sudah usaha tanpa sentuhan kami,” urai dia.

Lebih lanjut, Budiono menjelaskan program yang digulirkan tersebut hanya sebagai rangsangan. Pihaknya berharapa program itu bisa dilanjutkan oleh masing-masing pemerintah daerah.

Sementara itu, Ketua Keluarga Migran Indonesia (Kami), Ratman, menguraikan setidaknya terdapat 50 mantan TKI yang mengikuti pelatihan itu. dari jumlah tersebut, beberapa mantan TKI sebelumnya sudah mampu membuka wirausaha sekembalinya ke kampung halaman.
Diakuinya, para TKI yang kembali ke kampung halaman kerap kebingunan mencari pekerjaan serta berlaku konsumtif. “Memang ada yang sulit mencari pekerjaan setelah kembali. Ada yang secara fisik rumahnya bagus, tetapi setelah pulang ke Indonesia mereka kesulitan ekonomi dan memilih bekerja sebagai tukang parkir,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya