SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Pemberantasan narkoba terus dilakukan BNN Jateng salah satunya dengan merehabilitasi para prngguna narkoba.

Kanalsemarang.com, TEMANGGUNG– Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah pada 2015 melakukan rehabilitasi terhadap 2.000 pengguna narkoba, dari target sekitar 4.000 pengguna narkoba.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah, Brigjen. Pol. Amrin Remico di Temanggung, Senin (7/12/2015), mengatakan sedikitnya 2.000 pecandu menjalani rehabilitasi yang didapat dari tujuh BNN kabupaten/kota di Jateng.

Ia mengatakan hal tersebut seusai kunjungan kerja ke Kantor BNN Kabupaten Temanggung untuk evaluasi dan monitoring pemberantasan narkoba. Ia menuturkan pada 2016 upaya rehabilitasi terus dilanjutkan guna mengikis jumlah peredaran narkoba di berbagai kalangan, dengan menggencarkan operasi yustisi yang menyasar sejumlah kalangan.

Sebagai langkah lanjutan, pihak BNNP juga telah menyediakan lokasi rehabilitasi terpusat, ditambah dengan minimal satu rumah sakit di masing-masing daerah lengkap dengan tenaga psikolog guna proses pendampingan selama masa penyembuhan para pecandu.

“Pada 2015 ini kami fokus untuk mempersiapkan lokasi, tenaga, pelatihan, serta teknis perizinan. Namun, di tahun 2016 masalah tersebut sudah selesai sehingga pemberantasan dapat lebih maksimal dan mencapai target,” katanya.

Ia mengimbau para pecandu narkoba supaya sadar dengan melaporkan dirinya, bagaimana yang bersangkutan sadar ingin sembuh.

“Bukan melalui operasi yustisi, bukan melalui penjangkauan, tetapi dia datang sendiri. Kalau tidak datang sendiri mungkin keluarganya, hal ini yang masih perlu kami imbau kepada seluruh masyarakat,” katanya.

Ia mengatakan upaya lain yang bisa ditempuh melalui operasi yustisi dan tes urine yang mungkin kurang mengenakkan tetapi itu tujuannya juga untuk preventif sehingga ruang geraknya dibatasi.

“Menurut saya yang paling pas bagaimana yang bersangkutan ingin sembuh dari ketergantungan narkoba. Kalau tidak mau berhenti akhirnya dia takut kalau ada razia, takut kalau ada pemeriksaan urine. Hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, nanti pasokan narkoba akan datang terus, karena permintaan terus ada. makanya program rehabilitasi itu dibuat supaya tidak ada permintaan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya