SOLOPOS.COM - Salah satu warga Dukuh Sidorejo, Desa Beku, Karanganom, Klaten, menunjukkan patok lahan rencana proyek jalan tol Solo-Jogja, Kamis (11/3/2021). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Pembebasan lahan terdampak proyek jalan tol Solo-Jogja wilayah Klaten rampung untuk lima desa dari total 50 desa yang bakal dilewati tol tersebut. Sementara bidang lahan terdampak empat desa lainnya menyusul proses pembayaran ganti rugi.

Pembayaran ganti kerugian lahan terdampak proyek strategis nasional itu sudah dilakukan kepada warga pemilik lahan terdampak di Sidoharjo, Kapungan, dan Kahuman, Kecamatan Polanharjo. Kemudian Desa Mendak dan Desa Sidomulyo, Kecamatan Delanggu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Total 285 bidang lahan sudah dibayar ganti kerugiannya dengan total nilai sekitar Rp300 miliar. Sementara itu, tahapan pembebasan lahan terdampak jalan tol wilayah Klaten terus berlanjut.

Baca Juga: Tebing Longsor Lagi, JLK Wonogiri Ruas Mapolres-Pare Ditutup

Pekan ini, tim pembebasan lahan tol Solo-Jogja wilayah Klaten sudah menggelar musyawarah penetapan ganti kerugian untuk Desa Kuncen, Kecamatan Ceper, serta Desa Keprabon, Kecamatan Polanharjo. Musyawarah direncanakan berlanjut ke Desa Glagahwangi dan Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo.

Anggota Staf Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksana Jalan Bebas Hambatan Tol Jogja-Solo, Christian Nugroho, menjelaskan musyawarah merupakan proses sebelum pembayaran ganti kerugian. Sedangkan waktu pembayarannya tergantung dari warga pemilik tanah terdampak.

Juru Bayar

"Selama berkas siap, dalam sepekan setelah musyawarah diajukan ke LMAN [lembaga manajemen aset negara] untuk diverifikasi. Kecepatan pembayaran tergantung dari LMAN bukan dari kami. PPK hanya sebagai juru bayar,” kata Christian saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis (11/3/2021).

Baca Juga: 294 Hunian Di Nusukan Kena Proyek Rel Layang Joglo Solo, Perwakilan Warga Temui DPRD

Christian mengatakan selama ini proses pembebasan lahan terdampak tol Solo-Jogja wilayah Klaten berjalan lancar. Hingga kini, belum ada penolakan dari warga. “Saat musaywarah warga jusa sudah menandatangani kesepakatan. Belum ada penolakan,” urainya.

Jalan tol Solo-Jogja bakal melintasi sekitar 50 desa di 11 kecamatan wilayah Kabupaten Klaten dengan total luas lahan yang dibebaskan sekitar 3.775.215 meter persegi. Klaten menjadi daerah terdampak paling luas dibandingkan kabupaten lainnya sepanjang rencana proyek tersebut.

Salah satu desa terdampak proyek tol yakni Desa Beku, Kecamatan Karanganom. Selain sawah, di desa tersebut ada permukiman yang bakal tergusur proyek strategis nasional tersebut.

Baca Juga: Soal Izin Acara Musik Dan Budaya Dengan Prokes Ketat, Polres Wonogiri: Belum Ada Instruksi Dari Mabes

Perkampungan Terbelah

Pemukiman yang masuk daftar pembebasan lahan untuk proyek tol Solo-Jogja itu berada di Dukuh Sidorejo. Ada sekitar 14 rumah pada jalur rencana tol dan perkampungan yang bakal terbelah jalan bebas hambatan. Selain itu, ada sejumlah makam yang ikut tergusur.

Salah satu warga Dukuh Sidorejo, Paiman, 67, mengatakan rumahnya berada pada jalur rencana proyek tol. Lahan terdampak miliknya berupa kebun seluas 900 meter persegi serta rumah 83 meter persegi. “Kalau sampai sekarang warga hanya tenang saja. Tidak ada yang sampai mencari rumah baru. Karena juga belum tahu kejelasannya,” ungkap Paiman.

Ia menjelaskan hingga kini baru ada satu kali pertemuan saat sosialisasi dan konsultasi publik pengadaan tanah untuk pembangunan jalan tol Solo-Jogja. Selain itu, sudah ada pemasangan patok penanda lahan untuk proyek tol. “Harapannya nanti tetap mendapatkan ganti kerugian yang layak, bisa dibelikan tanah dan rumah,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya