SOLOPOS.COM - Ilustrasi ibadah Umroh. (Freepik).

Solopos.com, BOYOLALI – Peminat ibadah umrah di Boyolali saat ini lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi.

Berdasarkan data dari Kementerian Agama Boyolali, dari Januari hingga Agustus 2022 telah ada 692 orang yang meminta rekomendasi mencari paspor untuk umrah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Boyolali, Hanif Hanani, mengatakan setiap bulannya paling tidak ada 50-an lebih orang yang meminta rekomendasi cari paspor umrah.

Pada Januari terdapat 4 data rekomendasi umroh, kemudian Februari 31 orang, Maret 64 orang, April 50 orang, Mei 52 orang, Juni 167 orang, Juli ada 146 orang, dan Agustus ada 176 orang.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dibanding sebelum pandemi, lebih tinggi sekarang ini. Sebelum pandemi kisarannya 30-an [per bulan], data itu kami lihat dari rekomendasi untuk cari paspor. Yang sudah dapat paspor tidak perlu kami rekomendasikan,” jelasnya.

Baca juga: Ini Penyebab Kelangkaan Vaksin Meningitis untuk Umrah

Ia mengimbau kepada masyarakat di Boyolali yang ingin umroh di tengah animo yang tinggi untuk tetap berhati-hati memilih biro perjalanan.

“Tidak semua biro seperti yang mereka iklankan, jadi tetap harus hati-hati. Semisal kurang yakin, bisa tanyakan ke PLHUT [Penyelenggaraan Haji dan Umrah Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu] Kemenag, karena kami ada aplikasi yang bisa tahu biro mana yang bisa dipercaya,” jelasnya.

Sejalan dengan Hanif, salah satu pengurus Biro Perjalanan Umrah dari Boyolali, Erni Widyaningrum, mengatakan kenaikan keberangkatan umrah juga lebih tinggi dibanding sebelum pandemi. Dalam sebulan, kini ia bisa memberangkatkan sekitar 100 calon jemaah umrah.

“Mulai tinggi pada Agustus kemarin. Mungkin peminatnya tinggi karena kemarin pandemi tidak ada aktivitas untuk umrah. Nah, selesai haji kemarin, peminat umrah itu banyak sekali,” terang dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa (4/10/2022)

Ia menjelaskan kemungkinan banyak jemaah yang telah merencanakan umrah, akan tetapi memilih menunda karena banyaknya batasan umrah di saat pandemi. Setelah batasan dicabut, peminat umrah semakin membeludak.

Baca juga: Deretan Amalan Setara Ibadah Haji dan Umrah, Mudah untuk Dilakukan!

“Sekarang 100 persen pembatasan dicabut, jadi tidak ada masker dan jarak,” terangnya.

Lebih lanjut, Erni berharap dengan mulai banyaknya peminat umrah dari Boyolali, maka seyogyanya Bandara Adi Soemarmo Boyolali membuka penerbangan untuk umrah.

Ia mengaku harus mengantarkan jemaah ke Jakarta, Surabaya, atau kota lain untuk berangkat umrah.

“Kemudian fasilitas seperti vaksin meningitis mohon diperbanyak karena banyaknya peminat yang ingin umrah. Ini vaksinnya semakin susah, padahal tanpa adanya vaksin meningitis, tidak bisa ke sana. Itu kan syarat mutlak,” kata dia.

Baca juga: Perbedaan Haji dan Umrah Dilihat dari Sejumlah Aspek

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya