SOLOPOS.COM - Kepala Desa (Kades) Sidoharjo, Trimanto (dua dari kiri) saat memantau pembangunan fondasi jalan layang di desa setempat. Pembangunan jalan tol Solo-Jogja di Sidoharjo, Kecamatan Polanharjo diawali dengan pembangunan fondasi jalan layang tersebut. Foto diambil Juni 2021. (Istimewa/Pemdes Sidoharjo)

Solopos.com, KLATEN — Tim pembangunan tol Solo-Jogja gerak cepat membangun fondasi jalan layang di Sidoharjo, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah, dalam beberapa waktu terakhir. Fondasi jalan layang itu dibangun agar warga masih dapat leluasa melintasi jalan yang menjadi poros desa di Sidoharjo.

Kepala Desa (Kades) Sidoharjo, Kecamatan Polanharjo, Trimanto, mengatakan pemdes telah diajak berembuk dengan tim pembangunan tol Solo-Jogja guna membahas nasib jalan utama dan saluran irigasi di Sidoharjo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam pembahasan itu, disepakati pembangunan tol Solo-Jogja tidak menutup akses jalan atau pun menutup saluran irigasi. Begitu tercapai kesepakatan, tim pembangunan tol Solo-Jogja langsung membangun fondasi jalan layang di Sidoharjo, Polanharjo, Klaten sejak satu bulan terakhir.

“Semula, tim pembangunan jalan tol Solo-Jogja mengusulkan agar warga lewat jalan di atas tol [melalui jembatan]. Tapi kami enggak setuju. Kami meminta agar akses jalan desa tak diubah-ubah. Akhirnya, dari tim pembangunan menyepakati hal itu. Dibangunlah fondasi jalan layangnya. Lalu terkait saluran irigasi, juga masih dipertahankan. Dari tim pembangunan sudah menyiapkan pipa berukuran besar,” kata Trimanto, kepada Solopos.com, Senin (5/7/2021).

Baca juga: Di-Swab Antigen Dadakan Positif Covid-19, Pengantin Wanita di Manang Sukoharjo Isoman di Malam Pertama

Trimanto mengatakan pembangunan tol Solo-Jogja di desanya dilakukan setelah sebagian besar dari 84 pemilik sertifikat lahan memperoleh uang ganti rugi (UGR). Luas lahan terdampak tol Solo-Jogja di Sidoharjo mencapai 100-an bidang.

“Sebagian besar tahap UGR di desa kami sudah rampung. Tinggal menyisakan dua orang. Yang satu karena sertifikat terbawa anggota keluarga di luar negeri dan yang satunya hilang. Saat ini masih dalam proses melengkapi berkas,” katanya.

Sebelumnya, Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan pembangunan tol Solo-Jogja memang dimulai awal Juli 2021. Kepastian itu muncul setelah Pemkab Klaten menggelar rapat koordinasi dengan pelaksana pembangunan tol Solo-Jogja, yakni PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM) di Merapi Resto Klaten, Jumat (4/6/2021).

“Di jalan tol nanti ada rest area. Kami berharap 50 persen dari rest area itu bisa dikuasai Pemkab Klaten untuk memberikan kesempatan ke pelaku usaha di Klaten. Di situs budaya [seperti Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan] akan dibangun tiang setinggi 40 meter. Nanti akan dikoordinasikan dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jateng,” kata Sri Mulyani.

Baca juga: Muncul Klaster Pabrik Garmen Di Prambanan Klaten, 148 Karyawan Positif Covid-19

Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) Klaten, Agung Taufik Hidayat, mengatakan UGR yang sudah dibayarkan ke warga terdampak tol Solo-Jogja hingga akhir Juni 2021 senilai Rp606 miliar. Uang ratusan miliar itu untuk membebaskan 737 bidang.

“Jumlah UGR itu [yang sudah dibayarkan] tersebar di 11 desa di empat kecamatan. Masing-masing kecamatannya, Delanggu, Polanharjo, Karanganom, dan Ceper. Hingga sekarang [akhir Juni 2021], jumlah desa yang sudah menggelar musyawarah bentuk kerugian jalan tol Solo-Jogja mencapai 15 desa,” kata Agung Taufik Hidayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya