SOLOPOS.COM - Bangunan Masjid Taman Sriwedari Solo yang tengah dibangun, Rabu (13/11/2019). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Kuasa hukum ahli waris tanah Sriwedari Solo, Anwar Rachman, menyebut pembangunan masjid Sriwedari terhenti karena tidak ada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mau memberi dana lewat program CSR mereka.

Menurut Anwar, jajaran direksi BUMN tidak bodoh untuk mengucurkan dana corporate social responsibility guna membangun kawasan Sriwedari. Anwar mengaku mendapat banyak pertanyaan dari direksi BUMN terkait status lahan Sriwedari.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“[BUMN] Yang terlanjur kasih [dana CSR untuk Masjid Sriwedari] ketir-ketir, wedi [takut] diperiksa KPK. Enggak mau lagi kasih tahap II dan III,” urai Anwar kepada Solopos.com, belum lama ini.

Baca Juga: Pembangunan Masjid Sriwedari Solo Masih Butuh Dana Rp24 Miliar, Panitia Genjot CSR

Pernyataan Anwar sekaligus menanggapi terkait rencana Pemkot Solo membangun dan menata kawasan Sriwedari Solo menggunakan dana CSR. Awalnya beredar informasi Pemkot akan menggandeng BUMN untuk mengucurkan dana CSR. Namun belakangan hal itu dibantah Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Gibran, kepada wartawan seusai konferesi pers di Balai Kota Solo, Jumat (24/12/2021), menegaskan pembangunan dan penataan kawasan Sriwedari tidak menggunakan dana CSR BUMN. Kendati begitu Gibran tidak menyebut sumber dana proyek itu.

Pada sisi lain, dalam kesempatan berbeda, Kabag Hukum Setda Solo, Eni Rosana, mengatakan pembangunan Masjid Sriwedari selama ini menggunakan dana donasi masyarakat, baik warga, CSR perusahaan, dan pengusaha. Menurutnya, tidak ada satu sen pun dana pembangunan masjid dari APBD Solo.

Baca Juga: Panitia Pastikan Sengketa Tanah Sriwedari Solo Tak Ganggu Pembangunan Masjid

Murni Swadaya Masyarakat

“Jadi kenapa itu tidak dilanjutkan, ya memang kami berkomitmen masjid didanai murni swadaya masyarakat, baik selaku pribadi, pengusaha, perusahaan, CSR di Solo atau luar Solo. Kalau pakai APBD mekanisme berbeda, harus lelang,” katanya.

Lantaran menggunakan dana donasi, Eni menyatakan tahapan pembangunan Masjid Sriwedari menyesuaikan ketersediaan dana. “Kalau dana sudah terkumpul ya dilanjutkan, kalau dana belum terkumpul ya terpaksa rehat sementara,” urainya.

Sebagai informasi, proyek pembangunan Masjid Sriwedari yang diperkirakan menelan dana hingga Rp165 miliar dengan waktu pengerjaan 730 hari kalender itu mandek beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Pembangunan Masjid Sriwedari Solo Capai 80%, Lanjut Di Masa Pemerintahan Gibran?

Ketua Panitia Pembangunan Masjid Sriwedari Solo, Achmad Purnomo, menyebut progres pengerjaan masjid sudah mencapai 80 persen. Tapi beberapa waktu terakhir pengerjaannya mandek.

“Kendalanya ya soal pendanaan. Kalau berapa persennya [progres proyek], sekitar 80 persen ya. Sekitar itu. Sedangkan untuk pengerjaannya mandek belum lama ini. Pokoknya mandek dulu sementara waktu karena pendanaan,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya