SOLOPOS.COM - Pengendaran motor melintas di depan Kantor Bupati Wonogiri, Rabu (22/4/2020) sore. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri batal membangun kompleks kantor terpadu di Desa Bulusulur, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri.

Pembatalan itu memicu kekecewaan warga Bulusulur yang semula berharap mendapat percikan peningkatan ekonomi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepastian pembatalan pembangunan kompleks kantor terpadu dinyatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Wonogiri, Haryono, dalam Rapat Paripurna di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Wonogiri, Selasa (15/11/2022).

“Pak Bupati dawuh, anggaran 2024 dan 2025 belum yakin [belum dapat dipastikan] karena pada 2024 Pemkab harus menganggarkan Rp50 miliar-Rp60 miliar untuk pemilihan umum,” kata Haryono.

“Sehingga pembangunan gedung [kompleks kantor] terpadu di Bulusulur sementara belum dilakukan,” lanjutnya.

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Pemkab sudah mengalokasikan anggaran proyek tersebut pada 2020 lalu. Namun, pandemi Covid-19 melanda. Lalu ada penyesuaian anggaran atau refocusing besar-besaran untuk kepentingan penanganan Covid-19.

Saat itu hanya ada beberapa kegiatan yang tetap bisa berjalan, yakni pembuatan detail engineering design (DED) dan analisis mengenai dampak lingkungan atau Amdal senilai lebih kurang Rp2 miliar. Dua kegiatan itu bisa dijalankan karena waktu itu sudah kontrak.

Kantor terpadu di Bulusulur direncanakan seluas 23.567 m2. Saat ini lokasi tersebut berdiri Kantor Dinas Pekerjaan Umum (DPU), bekas Kantor Akbid Giri Satria Husada sekaligus Kantor Yayasan Pendidikan Gajah Mungkur, ladang ketela, dan Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB).

Luasan itu lebih kurang 30% dari total luas lahan aset Pemkab di Desa Bulusulur. Perkantoran direncanakan terdiri atas tiga blok. Selain itu bakal ada satu blok untuk pusat bisnis dan fasilitas lain.

Adapun total anggaran untuk menyelesaikan seluruh proyek mencapai lebih dari Rp400 miliar. Nilai itu bersumber dari Badan Perencanaan Pembangunan Pengembangan Daerah dan Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Wonogiri.

Kepala Desa Bulusulur, Dwi Prasetyo, mengaku kecewa lantaran kantor terpadu tak jadi dibangun di desanya. “Karena kami sudah berharap banyak kalau kantor terpadu dibangun di Bulusulur, peningkatan ekonomi warga diterima warga Bulusulur,” ujarnya kepada Solopos.com, Rabu (16/11/2022).

Sebelum pembangunan kantor terpadu diwacanakan, Dwi mengaku memiliki rencana untuk mengembangkan Lapangan Bulusulur sebagai Sport Center. Lapangan itu menurutnya merupakan lahan milik Pemkab Wonogiri, yang diprediksi bakal terdampak pembangunan kantor terpadu.

“Karena katanya ada kantor terpadu, akhirnya rencana membuat sport center terhenti,” tuturnya.

Setelah mengetahui kantor terpadu tak jadi dibangun, Dwi mengaku kembali merencanakan membangun Sport Center di Lapangan Bulusulur. Di sekitar lapangan yang biasa digunakan sebagai tempat bermain sepak bola, akan dibuat jalan lingkar. Fungsinya sebagai wahana olahraga jogging.

“Di dekat area sport center juga akan kami tanami tanaman, green house, dan tanah desa di dekatnya akan dibuat jadi taman baca,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya