SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi mengunjungi Riau, Jambi, dan Sumbar (Setkab.go.id)

Pembangunan infrastruktur sering hanya berhenti di peresmian proyek atau groundbreaking. Jokowi memberi peringatan.

Solopos.com, PENAJAM — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan kepada seluruh pihak terkait, baik menteri, gubernur hingga bupati agar proyek-proyek tak hanya berhenti pada groundbreaking dan harus segera mulai dikerjakan. Hal itu demi percepatan pembangunan infrastruktur dan peningkatan perekonomian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Penegasan tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam sambutan peresmian proyek-proyek strategis di Kalimantan Timur (Kaltim). Peresmian itu meliputi beberapa proyek utama hasil kerja sama dengan Rusia, yaitu pembangunan jalur kereta api, pelabuhan batu bara, dan pengembangan 10 technopark.

Biaya pembangunan untuk proyek tersebut diasumsikan sekitar US$ 5,519 miliar atau setara dengan Rp 71,747 triliun (asumsi Rp13.000/dolar AS). Kegiatan tersebut terpusat di kawasan Pelabuhan Benuo Taka, Penajam Paser Utara (PPU), Kamis (19/11/2015).

Turut hadir dalam acara tersebut Iriana Joko Widodo, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Duta Besar Federasi Rusia untuk Republik Indonesia Mikhail Y. Galuzin, Presdir PT Kereta Api Borneo (anak usaha Russian Railways) Denis Muratov, Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Bupati Penajam Paser Utara Yusran Aspar, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

“Saya senang sekali melakukan groundbreaking proyek-proyek yang ada di Kaltim. Namun, sekali lagi, yang namanya sudah groundbreaking, itu harus segera proyeknya dimulai. Karena saya pastikan 3-4 bulan lagi, pasti akan saya cek. Kalau bekerja dengan saya, jangan hanya groundbreaking, groundbreaking,” tegas Jokowi.

Presiden menekankan dirinya tidak ingin hanya diminta mengucapkan groundbreaking, tetapi proyek tidak dimulai. “Hati-hati yang bertanggung jawab, baik menterinya, gubernurnya, baik bupatinya. Karena begitu saya mengucapkan, saya pasti akan kontrol, saya akan cek. Saya akan cek, cek, cek dan cek,” ujarnya.

Jokowi menuturkan untuk proyek tol di Sumatera misalnya, pihaknya sudah mengecek sebanyak tiga kali dalam setahun untuk mengetahui sejauh mana progres proyek tersebut. Dia mengakui, untuk proyek jalan tol di Kaltim (Balikpapan-Samarinda), pihaknya mendapat laporan dari Gubernur Kaltim bahwa pembangunan jalan tol tersebut mandek selama tiga tahun.

“Saya kirim Menteri PU untuk mengecek. Saya sudah berpikir pasti masalah lahan, benar, problem lahan. Ya sudah saya minta diselesaikan. Saya beri waktu dan alhamdullilah segera bisa dilanjutkan, moga-moga nanti kebut-kebutan dengan [proyek tol] di Sumatera. Di sini ada tol di sana ada tol,” jelas Jokowi.

Untuk proyek pembangunan rel kereta api, Presiden Jokowi menegaskan bahwa selain di Kalimantan, saat ini juga ada proyek kereta api di Sulawesi dan Papua. Kepala negara mengakui pihaknya diminta melakukan groundbreaking proyek kereta api di Sulawesi, namun ingin memastikan terlebih dulu proyek tersebut sudah memiliki progres.

“Minimal 3-4 kilometer baru saya mau datang. Saya sudah dilapori kalau relnya sudah lebih 5 km, ya sudah pekan depan saya datang. Nanti saya kebanyakan groundbreaking, di-groundbreakang, groundbreaking. Jadi hati-hati, ini proyek yang saya baca banyak sekali, saya akan cek satu per satu,” Jokowi kembali menegaskan.

Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak menuturkan selama ini perubahan fungsi kereta api dari sebelumnya hanya mengangkut batu bara menjadi multipurpose terkendala pada regulasi. Guna keperluan tersebut, Awang mengklaim Wapres meminta sekretariat negara menerbitkan Peraturan Presiden agar investasi dari Russia ini berjalan mulus.

“Belum pernah ada investasi sebesar ini. Kami mohon ada beberapa peraturan pemerintah yang harus disesuaikan,” ujar Awang Faroek.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia Djauhari Oratmangun mengatakan investasi dari Rusia, utamanya proyek infrastruktur rel kereta api. Apabila dapat terealisasi tentunya akan menggerakkan perekonomian daerah.

“Ini breakthrough, apabila berjalan lancar tentu investasi dari Russia akan semakin mengalir ke Indonesia. Pekerjaan rumah kita [Indonesia] adalah agar proses investasi tidak terlalu lama, karena tidak mudah menggaet investor untuk berinvestasi di infrastruktur,” ujarnya kepada Bisnis/JIBI.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan dengan dibangunnya proyek-proyek infrastruktur strategis ini, dengan sendirinya di Kaltim diharapkan akan meningkatkan investasi yang berbasis sumber daya daerah.

“Kedua adalah tentu akan dikembangkan pusat-pusat industri serta akan menciptakan lapangan kerja yang cukup besar dan nilai tambah yang besar. Tentu kami juga meminta kepada investor dari Rusia, dalam rangka pembangunan kereta api di Kaltim ini untuk memprioritaskan produk-produk yang sudah diproduksi di dalam negeri, seperti baja, semen, dan lainnya,” papar Saleh Husin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya