SOLOPOS.COM - Ilustrasi nuklir (JIBI/Harian Jogja/Dok.)

Pemanfaatan teknologi terutama energi nuklir masih terkendala, padahal diyakini mampu menyembuhkan kanker tanpa efek samping.

Solopos.com, SOLO–Pemanfaatan energi nuklir di bidang kesehatan untuk pengobatan kanker diseriusi Pemerintah. Temuan alat melalui tegangan listrik bernama Baron Neutron Capture Cancer Therapy (BNCT) diyakini mampu menyembuhkan kanker tanpa efek samping apapun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, pemanfaatan alat dikembangkan sejak tiga tahun lalu hingga kini masih menuai kendala. Hal itu disampaikan Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Agus Puji Prasetyono dalam acara Simposium Internasional Penerapan Teknologi Nuklir di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Rabu (10/8/2016).

Agus mengatakan kendala itu selain lemahnya kolaborasi riset Perguruan Tinggi (PT) dengan penelitian dan pengembangan (Litbang), pro dan kontra pemanfaatan nuklir tersebut. Diperlukan keberpihakan pemerintah dalam merealisasikan pemanfaatan teknologi nuklir untuk pengobatan kanker. “Jadi atau tidaknya teknologi nuklir untuk pengobatan kanker tergantung bagaimana kebijakan Pemerintah, karena terjadi pro dan kontra,” kata Agus.

Menurut Agus, pemanfaatan nuklir di Indonesia tidak cukup dilihat dari aspek kesiapan teknologinya. Namun juga harus mempertimbangkan kesiapan inovasi dan manufaktur. Dengan begitu teknologi nuklir yang dikembangkan tidak berhenti di laci laboratorium atau sebatas menjadi dokumen ilmiah. “Sudah saatnya energi nuklir dimanfaatkan untuk bidang kesehatan. Jangan dilihat dari sisi bom atom belaka,” kata Agus.

Agus mengatakan salah satu yang kini tengah dikembangkan Pemerintah adalah pemanfaatan energi nuklir untuk pengobatan kanker. Prinsip kerjanya melalui alat BNCT, yakni tidak seperti kemoterapi yang harus dilakukan beberapa kali, dan memberi efek kerusakan pada sel lainnya. Namun BNCT diyakini tidak memberi efek kerusakan apapun seperti kulit menghitam, rambut rontok, dan lain sebagainya.

“Alat BNCT membunuh sel kanker secara targeted, sehingga sel yang sehat tidak ikut dirusak. Hanya sel yang terkena kanker yang disembuhkan,” katanya.

Caranya dengan mengikatkan boron pada sel kanker. Jika boron itu ditembakkan dengan sinar neutron maka boron akan mengeluarkan sinar alpha yang akan merusak sek kanker. Keuntungan dari BNCT juga membunuh sel kanker hanya dalam satu kali tindakan atau terapi penyinaran. Dikatakan Agus, pemanfaatan teknologi nuklir dibidang kesehatan ini sudah diterapkan di sejumlah negara lainnya, seperti Jepang, Taiwan, Korea dan lainnya. Saat ini, tahapan pengembangan teknologi nuklir masih dalam taraf pembuatan prototype laboratorirum.

Diharapkan melalui simposium internasional kali ini, bisa memberikan manfaat kepada peneliti dan perekayasa dari sisi adopsi inovasi dalam penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya