SOLOPOS.COM - PAP Krakal Kebumen (Instagram/@y_rahmawati14)

Solopos.com, KEBUMEN — Pemandian Air Panas (PAP) Krakal merupakan salah satu geowisata yang terkenal di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Objek wisata ini berlokasi di kaki Pegunungan Serayu Selatan, tepatnya di Desa Krakal, Kecamatan Alian atau 11 km timur laut pusat Kabupaten Kebumen.

Dilansir dari Kebumenkab.go.id, Senin (17/1/2022), perbukitan di sekitar geowisata ini menyingkapkan batuan formasi halang yang berumur Miosen tengah -Pilosen awal (16-3 juta tahun), berupa perulangan batupasir dan batu lempung yang bersifat tufan. Genesa terbentuknya mata air panas di daerah ini tidak berhubungan langsung dengan kegiatan magmatik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal tersebut ditunjukan oleh kandungan belerang yang sangat kecil. Secara susunan kimia, air panas di pemandian Krakal mengandung sulfat (H2SO4) yang tinggi, yaitu sekitar 1.236 mg/liter. Sedangkan amonia dan fluoridanya masing-masing 3,9 dan 0,7 mg/liter.  Suhu airnya berkisar antara 39-42 derajat celcius dengan induksi panas yang ditimbulkan oleh gesekan bongkah batuan akibat sesar.

Baca juga: Asal-Usul Goa Jatijajar Kebumen, Berawal Dari Petani Mencabut Rumput

Pemandian air panas ini terbentuk karena air tanah yang telah terpanasi terpotong oleh bidang topografi atau keluar melalui retakan di sepanjang jalur sesar yang ada. Selain itu, kandungan asamnya (ph) juga tinggi, yaitu mencapai 8,5 sehingga membuat air dalam pemandian ini terasa pahit. Namun karena kandungan asam yang tinggi ini, masyarakat percaya bahwa air ini dapat mengobati penyakit kulit.

Spa Ala Jerman dengan Kearifan Lokal

Dilansir dari sebuah karya literasi dari academia.edu dengan judul Geosite Pemandian Air Panas Krakal Sebagai Titik Pertemuan Legenda, Sejarah dan Geologi,  pemandian air panas Krakal ini bukan hanya sebagai geowisata, tetapi juga cagar budaya karena keberadaanya yang telah ada sejak era kolonial. Bahkan oleh pemerintah Hindia Belanda, PAP Krakal ini dijuluki sebagai Indisch Wiesbaden (Wiesbaden-nya Hindia).

Wiesbaden adalah salah satu kota spa tertua di Eropa yang terletak di Jerman Barat. Dunia internasional mengenalnya karena arsitektur, iklim dan sumber air panasnya. Wiesbaden pernah memiliki 26 sumber air panas, namun hanya tersisa 14 mata air yang tetap mengalir hingga saat ini.

Baca juga: Misteri Nyi Blorong di Goa Karang Bolong Kebumen

PAP Krakal bisa dikatakan merupakan geowisata paling awal di era kolonial yang menawarkan lanskap alam perbukitan dan penyembuhan melalui keberadaan air panas. Pemandian air panas Krakal ini berdiri sejak 1905, tetapi koran Java Bode (1890) saat itu telah menuliskan laporan pendek dari seorang insiyur yang sedang berlibur ke PAP Krakal. Dalam surat kabar tersebut, tertulislah judul publikasi dalam Bahasa Belanda yang memiliki arti Menuju Krakal, dekat Kebumen selama satu bulan lamanya

Publikasi tentang PAP Krakal juga ditulis di surat kabar lainnya yang bernama De Locomotief (1891) dengan tajuk Krakal: Hotel Geopend (Krakal: Hotel telah dibuka), diikuti dengan keterangan Een der gazondste badplatsen op vor Java voor zeiken en herstelenden (Salah satu area paling sehat di Jawa untuk orang sakit dan mengalami kesembuhan)

Popularitas PAP Krakal di masa Hindia Belanda masih berlanjut di awal tahun 1900-an yang dapat dilihat dari berbagai publikasi koran, seperti De Locomotief (1901) yang memuat sebuah iklan dengan judul Bad Hotel Krakal (Hotel pemandian Krakal) dan Het News (1901) dengan tajuk Het geneeskratchtig bad Krakal (Pemandian penyembuhan Krakal).

Baca juga: Kisah Penemuan Harta Karun Indonesia Tersembunyi di Kebumen

Khasiat

Ppada 1890 media masa De Locomotif melaporkan seorang apoteker bernama Dr Polak telah meneliti kandungan air panas di pemandian Krakal setiap 1.000 gram.

Penelitian yang dilakukan Dr Polak ini tepatnya dilakukan pada 1871 yang diterbitkan dalam bukunya yang berjudul Peneltian Kimiawi Air dan Amatan Air Panas di Krakal dalam majalah fisika untuk Hindia Belanda (Diterjemahkan dari judul dengan bahasa Belanda).

Nama Dr Polak kembali disebut setelah 64 tahun dalam De Indische Courant (1935) dengan judul artikel Krakalsche Genezingen; de Legende van de Bron yang memuat keterangan bahwa investigasi mata air. Hasil penelitian apoteker militer Polak pada 1871 dan laboraturium medis di Batavia pada 1916 menunjukan komposisi yang konstan di mana satu liter (1000 gram) mata air memiliki enam unsur kandungan, yaitu Natrium klor (Na CI), Chloro Potasium (K Ci), Chlor calcium (CaCl), Kloro Magnesium (MgC12), Magnesium yodium (Mg Y) dan Silika (Si).

Baca juga: Legenda Dewi Sri, Lambang Kesuburan Pertanian

Geowisata PAP Krakal ini telah dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap, seperti tempat parkir, mushola, MCK, dan taman bermain yang tertata baik. Sebagai tempat pemandian, dibangun juga bilik-bilik kecil yang dilengkapi dengan bak untuk berendam dan enam kamar VIP. Selain itu, bangunan di PAP Krakal juga sudah direnovasi, beberapa bangunan terlihat megah dan Instagramable.

Tiket masuk ke pemandian air panas Krakal ini dibagi dalam beberap kategori, tiket masuk, tiket parkir dan tiket pemandian. Tiket masuknya seharga Rp3.000 per orang dewasa pada hari biasa dan Rp4.000 untuk hari libur dan akhir pekan. Sedangkan untuk anak-anak, harga tiketnya Rp2.000 per anak untuk hari biasa dan Rp3.000 per anak untuk hari libur atau akhir pekan.

Tiket parkirnya dibagi dalam enam kategori, yaitu sepeda seharga Rp1.000/per sepeda, roda dua seharga Rp2.000/kendaraan, roda tiga seharga Rp3.000 per kendaraan, roda empat seharga Rp5.000 per kendaraan, dan roda enam seharga Rp10.000 per kendaraan. Sedangkan untuk tiket pemandian seharga Rp12.000 per orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya