SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (Antara-Aprillio Akbar)

Solopos.com, PEMALANG – Tingginya tingkat kemiskinan di Jawa Tengah harus menjadi masalah bersama. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah, Bambang ‘Kribo’ Kusriyanto, menyebutkan berdasarkan data DPRD angka kemiskinan di Jawa Tengah masih cukup tinggi.

“Ada 15 Kabupaten dan Kota yang angka kemiskinannya di atas 11 persen, antara 11,46 persen hingga 17,59 persen,” jelas Bambang Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (15/4/2021). 

Promosi Peneliti Harvard Ungkap Peran BRI Dorong Inklusi Keuangan lewat Digitalisasi

Pandemi Covid-19 memperparah kondisi kemiskinan di Jawa Tengah. Sebelum pandemi, lanjutnya, tercatat ada 14 kabupaten dengan angka kemiskinan di atas 11 persen.  Setelah krisis akibat Covid-19, jumlahnya bertambah 1 menjadi 15 Kabupaten/Kota. 

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga : Dekranasda Pemalang Dapat Tugas Angkat Pamor Kain Goyor

15 daerah yang dimaksud Bambang antara lain Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Sragen, Kabupaten Rembang, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Brebes, Kabupaten Wonosobo, dan Kabupaten Kebumen.

Untuk benar-benar menekan tingkat kemiskinan di 15 daerah itu, perlu  kerjasama antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten / Kota dapat berjalan dengan baik.

“Kerja sama antardaerah secara komprehensif yang kami harapkan ini bukan hanya sekadar pidato, sekadar rapat-rapat, tapi implementasinya di lapangan harus sesuai dengan apa yang diharapkan,” jelasnya.

Baca Juga : Pensiun Sebagai PNS Di Pemalang Bukan Akhir Dari Pengabdian

Persoalan kemiskinan tersebut juga disinggung oleh Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Subandi Sardjoko.

Selain persoalan kemiskinan, masih ada tiga isu strategis lain yang mesti diselesaikan Jawa Tengah pada tahun 2022. Ketiga persoalan tersebut adalah rendahnya daya saing ekonomi dan kualitas SDM di Jawa Tengah, belum optimalnya pembangunan kedaulatan energi, daya dukung lingkungan, dan kelestarian SDA, serta masih adanya ketertinggalan pembangunan ekonomi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

Dia juga menambahkan bahwa pengembangan kawasan strategis berbasis pariwisata alam, budaya, dan MICE dapat dimanfaatkan Jawa Tengah guna mempercepat pemulihan ekonomi. “Saya yakin pemulihan ekonomi dapat diselesaikan bersama dengan mengembangkan pusat industri manufaktur penghasil produk akhir dan produk antara yang berorientasi ekspor,” jelas Subandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya