SOLOPOS.COM - Pemimpin Tertinggi Korut, Kim Jong Un, saat peluncuran roket 24 April 2014. (JIBI/Reuters/Repro KCNA)

Rudal balistik Hwasong-12 itu diketahui diluncurkan dari lapangan udara Pukchang dan sempat terbang sejauh 38 km ke arah timur laut pada ketinggian 69 km.

Solopos.com, WASHINGTON – Sebuah peluru kendali (rudal) balistik milik Korea Utara (Korut) jatuh di salah satu wilayahnya sendiri saat diuji coba. Rudal tersebut gagal meluncur sesuai perkiraan tidak lama setelah diluncurkan.

Promosi Kisah Agen Mitra UMi di Karawang: Penghasilan Bertambah dan Bantu Ekonomi Warga

Kejadian ini dilaporkan ajalah terbitan Amerika Serikat (AS), The Diplomat, mengutip pernyataan salah seorang sumber di Kementerian Luar Negeri AS. Kabarnya, rudal balistik jarak menengah Hwasong-12 itu awalnya dirancang untuk terpisah di udara saat diuji coba pada 28 April 2017. Namun, rudal itu justru mendarat di Tokchon, sekira 144 kilometer (km) dari Ibu Kota Pyongyang.

Diwartakan Independent, Jumat (5/1/2018), rudal tersebut meledak saat mendarat di wilayah berpenduduk 200.000 orang itu. Sebuah kompleks industri dilaporkan hancur akibat dampak ledakan rudal balistik tersebut.

Rudal balistik Hwasong-12 itu diketahui diluncurkan dari lapangan udara Pukchang dan sempat terbang sejauh 38 km ke arah timur laut pada ketinggian 69 km. Penyebab jatuhnya rudal diperkirakan adalah kegagalan mesin tahap pertama kurang lebih 1 menit setelah meluncur.

Bahan bakar cair tersebut dapat memicu ledakan besar jika rudal gagal mengudara. Selain memberikan bukti dari data intelijen AS, fakta lainnya terlihat dari citra satelit milik Google yang menunjukkan adanya area kosong di tempat yang dulunya berdiri sebuah gedung.

Sayangnya, sulit untuk memverifikasi apakah kecelakaan tersebut menelan korban jiwa atau tidak. Sebab, Korea Utara sangat tertutup sehingga akses informasi sangat terbatas karena diawasi secara ketat oleh pemerintah.

Kerusakan alam akibat program rudal balistik dan nuklir juga terjadi di fasilitas pengujian Punggye-ri. Lokasi uji coba nuklir itu mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan 6,3 pada skala Richter (SR) yang ditimbulkan tes nuklir keenam Korut pada 3 September 2017.

Ledakan nuklir di bawah tanah itu memicu terjadinya fenomena yang diberi nama ‘Sindrom Gunung Lelah’. Akibatnya, situs nuklir Punggye-ri amblas di beberapa bagian karena bebatuan di sekitarnya menjadi lemah dan berpori. Sebagai informasi, lima dari enam kali uji coba nuklir Korut diketahui dilakukan di bawa Gunung Mantap di Punggye-ri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya