SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengecek lahan di Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Klaten yang ditanami padi Rojolele Srinuk, Senin (11/10/2021). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN–Instruksi Bupati agar seluruh aparatur sipil negara (ASN) dan pegawai badan usaha milik daerah (BUMD) di Klaten membeli beras petani terutama dari padi varietas Rojolele Srinuk dan Srinar dipastikan sudah bergulir. Hingga kini, sekitar 20 ton beras  dari padi varietas lokal itu didistribusikan kepada ASN dan pegawai BUMD di Klaten.

Instruksi itu dikeluarkan bertepatan dengan peringatan Hari Jadi ke-217 Klaten pada 28 Juli 2021 lalu. Instruksi itu diterbitkan agar ASN dan pegawai BUMD ikut menyosialisasikan beras dari varietas padi hasil pengembangan Pemkab Klaten dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). Distribusi beras Rojolele Srinuk dan Srinar dilakukan melalui salah satu BUMD di Klaten yakni PT Aneka Usaha Klaten.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kami sudah memulai dengan kebijakan, saya instruksikan seluruh ASN karena memang ada bagian gaji yakni tunjangan beras [yang diterima setiap bulan] untuk dibelikan beras varietas Srinuk dan Srinar,” kata Bupati Klaten, Sri Mulyani, saat panen padi Rojolele Srinuk di Desa Kahuman, Kecamatan Polanharjo, Senin (11/10/2021).

Baca Juga: RAPBD 2022 Wonogiri Turun Rp661,7 Miliar

Mulyani mengatakan jumlah ASN di Klaten hampir 10.000 orang. Sejak keluar instruksi tersebut, setiap bulan para ASN membelanjakan sebagian gaji mereka untuk membeli beras Rojolele Srinuk dan Srinar minimal 10 kilogram (kg). “Kami akan kembangkan ke seluruh instansi vertikal di Klaten,” kata Mulyani.

Mulyani berharap semakin banyak petani di Kabupaten Bersinar tertarik menanam varietas padi lokal unggulan Klaten itu. Peluang untuk memasarkan beras Rojolele Srinuk dan Srinar hasil panen petani masih terbuka lebar. Hingga kini, produksi beras Rojolele Srinuk dan Srinar belum bisa menutup kebutuhan seluruh ASN dan pegawai BUMD.

Varietas padi Rojolele Srinuk dan Srinar memiliki usia panen lebih singkat dan batang yang lebih pendek dibandingkan varietas padi rojolele pada umumnya. Ketinggian tanaman padi rojolele varietas Srinuk dan Srinar sekitar 113 sentimeter dengan usia tanam hingga panen 120 hari.

Baca Juga: Harga Jual Tinggi, Petani Kahuman Klaten Puas Tanam Rojolele Srinuk

Umur varietas padi rojolele indukan atau sebelumnya berkisar 150-155 hari dengan ketinggian tanaman bisa mencapai 146-155 sentimeter. Sementara, kualitas beras yang dihasilkan tetap pulen dan wangi.

“Petani tidak perlu khawatir kalau nanti tidak bisa laku dan tidak bisa menjual. Sudah jelas ada yang menampung dan membeli. Dari cara penanaman dan pemeliharaan tidak sulit. Hasilnya hampir sama dengan potensi varietas padi lainnya dengan hasil beras unggulan rasanya pulen, wangi, dan nikmat,” tutur dia.

 

Srinuk Lebih Padat

Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, mengatakan luas tanam padi Rojolele Srinuk dan Srinar di Klaten sekitar 150 hektare (ha). Salah satunya di wilayah Desa Kahuman, Kecamata Polanharjo dengan produktivitas saat panen 7,9 ton gabah kering giling (GKG).

Baca Juga: Menelisik Mentho di Dukuh Ngancar Banyudono Boyolali

“Untuk mencukupi kebutuhan ASN dan pegawai BUMD saja butuh luas lahan sekitar 300 ha. Kalau diperkirakan dengan luasan itu bisa menghasilkan beras sekitar 1.200 ton,” kata Widiyanti.

Dari dua jenis varietas rojolele lokal itu, Widiyanti mengatakan petani cenderung memilih menanam Rojolele Srinuk. Beras yang dihasilkan dari Rojolele Srinuk lebih padat. Sementara, beras dari varietas Srinar cenderung memanjang.

Direktur PT Aneka Usaha Klaten, Sukardi, mengatakan penyaluran beras Rojolele Srinuk dan Srinar kepada ASN dan pegawai BUMD sudah bergulir selama dua bulan terakhir. Setiap bulan, PT Aneka Usaha Klaten menyalurkan 20 ton beras Rojolele Srinuk ke ASN dan pegawai BUMD.

Baca Juga: Panen Ikan Tandai Pengeringan Saluran Colo Wonogiri

Jumlah itu belum bisa didistribusikan untuk seluruh ASN. “Kalau dibagi rata-rata 10 kg baru sekitar 2.000 ASN. Jadi belum semua ASN kami distribusikan karena memang kondisi stok masih berjalan, dalam artinya belum sepenuhnya. Jadi potensi untuk mengembangkan varietas ini sangat besar,” kata Sukardi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya