SOLOPOS.COM - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). (Antara/Aditya Pradana)

Solopos.com, JAKARTA — Jumlah masyarakat muslim dunia berpotensi terus meningkat dengan pengeluaran mereka untuk produk halal bisa mencapai US$2,4 triliun pada 2024. Hal itu diungkapkan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam acara pembukaan Indonesia Sharia Economics Festival (ISEF) 2021 yang dipantau di Jakarta, Rabu (27/10/2021).

Menurut Ma’ruf, berdasarkan laporan State of the Global Islamic Economy pada 2019 jumlah masyarakat muslim dunia mencapai 1,9 miliar orang dengan total pengeluaran mereka untuk produk halal mencapai US$2,02 triliun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Potensi ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh Indonesia dengan mengambil peran sebagai produsen produk halal dunia melalui peningkatan ekspor produk halal guna memenuhi permintaan produk halal global. Posisi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia di tataran global saat ini cukup menggembirakan dan mendapat apresiasi dunia,” kata Ma’ruf Amin.

Baca juga: Penyebab Kereta LRT Tabrakan saat Uji Coba, Inka Menduga Human Error

Ekspedisi Mudik 2024

Dia menjelaskan berdasarkan laporan State of The Global Islamic Economy 2021, indikator ekonomi syariah Indonesia terus membaik dan pada 2020 Indonesia berhasil menduduki peringkat keempat dunia di bawah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

“Laporan ini merupakan referensi penting bagi negara-negara dunia khususnya anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam) untuk mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah ke depan,” terang Ma’ruf.

Sementara itu, indikator yang menjadi penilaian lembaga tersebut antara lain keuangan syariah, pariwisata ramah muslim, industri fesyen muslim, obat-obatan halal, kosmetik halal, dan produk makanan halal.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Capai Rp20 Ribu/Kg, Pemerintah Jamin Stok Cukup

Dari indikator-indikator ekonomi syariah tersebut, posisi ekonomi dan keuangan syariah Indonesia rata-rata masuk dalam peringkat 10 besar dan dua di antaranya berhasil masuk peringkat lima besar dunia, yaitu makanan dan minuman halal serta fesyen atau pakaian muslim.

“Melihat capaian prestasi tersebut bukan hal yang tidak mungkin dan sangat berpeluang bahwa Indonesia menjadi negara nomor satu dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, dan menjadi lead pada sektor industri halal di masa yang akan datang,” ucapnya.

Marke Share Ekonomi Syariah

Ma’ruf menambahkan peluang Indonesia tersebut didukung oleh potensi yang dimiliki dan keberhasilan yang dicapai. Ia mencatat pangsa pasar keuangan syariah Indonesia per Desember 2020 telah mencapai 9,89 persen yang menandakan peningkatan.

“Ini diharapkan dapat terus meningkat untuk mengejar negara besar lain yang punya market share ekonomi syariah lebih dari 10 persen,” ucapnya.

Baca juga: Depenas Beri Tenggat Kemenaker 10 November Umumkan Kenaikan UMP 2022

Di samping pangsa pasar keuangan syariah yang besar, Indonesia juga telah menetapkan perizinan tiga kawasan industri halal yaitu Modern Cikande Industrial Estate di Serang, Banten, Halal Industrial Park di Sidoarjo, Jawa Timur, dan KIH Bintan Inti Halal Hub.

“Indonesia juga memiliki pangsa pasar yang cukup besar dibandingkan negara-negara dunia atau capai 17 persen dari total konsumsi makan dan minuman halal dunia,” katanya.

Ma’ruf menambahkan industri halal di Indonesia juga berpotensi terus berkembang karena konsep ekonomi dan keuangan syariah bersifat inklusif. Ekonomi dan keuangan syariah bahkan telah menjadi gaya dan pilihan hidup masyarakat nasional dan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya