SOLOPOS.COM - Buruh menata buah melon hasil panen di Kaipait, Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (16/1/2022). Harga melon di pasaran naik menjadi Rp8.000 per kilogram dari sebelumnya Rp5.000 per kilogram karena banyak petani yang enggan menanam melon akibat cuaca yang tidak menentu. (Antara/Budi Candra Setya)

Solopos.com, SOLO — Perhimpunan Horti Ekspor Milenial Indonesia (Perhemi) mendorong para petani mengekspor hortikultura. Melalui ekspor para petani hortikultura bisa mendapat keuntungan berkali-kali lipat. Ketua Perhemi, Triadi Nugroho, mengatakan potensi produksi hortikultura di Indonesia cukup besar.

Potensi ekspor juga sangat tinggi. Setidaknya ada 14 negara yang bisa menjadi tujuan ekspor hortikultura. Beberapa negara potensial menjadi pasar ekspor hortikultura adalah Amerika Serikat, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Dubai, Korea Selatan. Ia mengajak para petani mengekspor hortikultura, khususnya tanaman hias.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ada marketplace atau lokapasar yang bisa dimanfaatkan. Dengan ekspor keuntungan akan berlipat-lipat. Ini potensi yang sangat besar. Di luar negeri tanaman hias juga merupakan life style, menjadi gaya hidup. Triadi mengatakan itu pada peresmian dan pengukuhan pengurus Perhemi di The Rich Jogja Hotel, Kota Jogja, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (15/1/2022). Selengkapnya bisa dibaca di Ekspor Hortikultura ke 14 Negara Terbuka Luas.

Tahun 1988 yang disebut sebagai tahun terpanas secara global ternyata masih kalah mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan catatan suhu terpanas global pada 2021. Direktur NASA Goddard Institute for Space Study, Gavin Schmidt, mengatakan tahun 2021 termasuk sebagai tahun terpanas keenam.

”Ini melanjutkan pemanasan besar jangka panjang yang dideteksi Jim Henson pada tahun 1988,” kata Gavin sebagaimana dipublikasikan laman NASA, Kamis (13/1/2021). Pemanasan global memengaruhi perilaku masyarakat. Pendingin ruangan menjadi salah satu solusi untuk kebutuhan personal maupun kelompok. Walau hal ini tak menyentuh akar permasalahan dan solusi final untuk pemanasan global, tingkat pembelian pendingin ruangan menarik diamati. Kisah selengkapnya bisa dibaca di Tahun 2021: Produksi AC Sejuk Saat Suhu Dunia Sedang Panas-Panasnya.

Kini koperasi simpan pinjam makin dibutuhkan masyarakat. Seiring dengan itu sistem pengawasan yang makin ketat dibutuhkan demi mencegah gagal bayar. Potensi gagal bayar koperasi simpan pinjam telah terbukti pada masa pandemi Covid-19.

“Belakangan ini muncul banyak koperasi simpan pinjam skala nasional yang bermasalah. Pembenahan harus segera dilakukan. Membenahi sistem pengawasan sangat penting,” kata Pejabat Fungsional Pengawas Koperasi Ahli Madya Deputi Bidang Perkoperasian Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Mulyono, dalam acara pendidikan dan pelatihan pengawas koperasi di Kota Solo, Sabtu-Minggu (15-16/1/2022).

Ada tiga pertimbangan pentingnya pemerintah melaksanakan pengawasan koperasi, yaitu pertimbangan sosiologis, yuridis, dan ekonomi. Argumentasi sosiologis memandang usaha simpan pinjam oleh koperasi pada dewasa ini telah menjadi suatu bagian dari peri kehidupan bermasyarakat, bukan saja sebagai suatu pranata, melainkan suatu lembaga yang perlu diatur dan diawasi secara baik. Data selengkapnya tersedia di Koperasi Simpan Pinjam Makin Dibutuhkan, Gagal Bayar Harus Dicegah.

Pemerintah Kabupaten Sragen berupaya keras agar dua perguruan tinggi negeri bisa dibangun di wilayah kabupaten ini. Dua perguruan tinggi negeri itu adalah Universitas Sebelas Maret (UNS) dan perguruan tinggi ilmu pariwisata yang diinisiasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan itu saat ditemui wartawan di sela-sela kunjungan ke 11th Sragen University Expo 2022 di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen, Sabtu (15/1/2022). Ia mengatakan rencana pendirian perguruan tinggu di Kabupaten Sragen itu pernah diinisiasi Pemerintah Kabupaten Sragen dengan UNS beberapa tahun lalu. Kisah selengkapnya bisa dibaca di Investasi SDM di Balik Mimpi Pendirian Perguruan Tinggi di Sragen.

Umbul Pengging di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu objek wisata air di Kabupaten Boyolali. Umbul Pengging biasa dipadati pengunjung saat ritual padusan menyambut Ramadan.

Terdapat tiga umbul air di kompleks Umbul Pengging, yakni Umbul Temanten, Umbul Ngabean, dan Umbul Sungsang. Pengging bukan sekadar lokasi wisata padusan atau pemandian. Pengging memiliki nilai sejarah tinggi jauh sebelum berdirinya Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada 17 Februari 1745.

Pengging pernah dijadikan kompleks pemandian yang dibangun oleh Paku Buwono (PB) X yang berkuasa pada 1893–1939. Pada masa itu, Pengging merupakan tempat bersantai raja Keraton Solo dan keluarganya yang tidak dibuka untuk umum. Nuansa keraton ini masih bisa dirasakan saat ini ketika mengunjungi Umbul Ngabean. Cerita lebih lengkap tersedia di Keraton Pengging, Cikal Bakal Kerajaan Pajang yang Hilang di Boyolali.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan suatu topik dengan sudut pandang tertentu. Perspektif khusus itu disertai data dan fakta yang membangun narasi yang komprehensif berbasis jurnalisme berkedalaman. Silakan mendaftar lebih dulu untuk mengakses semua konten premium di kanal Espos Plus.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya