SOLOPOS.COM - Benteng Engelenburg Klaten yang kini telah hilang dan berganti menjadi Masjid Raya Klaten di Alun-alun. (Tropen Museum)

Solopos.com, KLATEN — Peletakan batu pertama Pembangunan Benteng Engelenburg pada 28 Juli 1804 mengilhami penentuan Hari Jadi Kabupaten Klaten. Namun, sejarah terkait Klaten juga terkait kisah Kiai Mlati dan Situs Ngupit yang jauh lebih tua dari Benteng Engelenburg.

Ribuan orang mengikuti upacara peringatan Hari Jadi ke-218 Kabupaten Klaten di Stadion Trikoyo, Kamis (28/7/2022). Peserta upacara berasal dari berbagai unsur berjumlah lebih dari 4.000 orang.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Mereka berasal dari unsur organisasi perangkat daerah (OPD), TNI, Polri, kecamatan, aparatur desa, BPD, sekolah, kalangan swasta, dan lain-lain. Upacara digelar dengan adat budaya Jawa. Seluruh peserta upacara mengenakan surjan untuk laki-laki dan kebaya lurik untuk perempuan. Upacara diiringi musik gamelan. Berita selengkapnya bisa dibaca di Ngupit, Kiai Mlati hingga Benteng Engelenburg Jadi Cikal Bakal Klaten.

Baca Juga: RKUHP Potensial Mereduksi Kejahatan HAM Menjadi Kriminalitas Biasa

Pengoperasian Waduk Kedungombo sejak 1989 masih meninggalkan permasalahan bagi warga terdampak yang memilih tetap bertahan di sekitar waduk karena adanya mitos iwak bader mangan manggar atau ikan memakan bunga kelapa.

Mereka yang memilih bertahan berada sebagian wilayah Kecamatan Kemusu, Boyolali; Kecamatan Geyer, Grobogan; dan Kecamatan Sumberlawang, Sragen, yang kemudian disebut masyarakat Segi Tiga Hilir. Warga telah melakukan adaptasi berkaitan dengan perubahan lingkungan yang semula tanah pertanian ke hamparan air waduk, sehingga pola matapencaharian, hubungan sosial, mobilitas menghalami perubahan yang signifikan. 

Baca Juga: Bukan Semalam, Proyek Candi Kerja Tahunan Libatkan Ratusan Orang

Direktorat Perfilman Musik dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi bekerja sama dengan Yayasan Atma Nusvantara Jati (Atsanti) menyelenggarakan Lomba Inovasi Musik Nusantara (Linmtara) pada September 2022.

Lomba ini bertujuan memperkuat ekosistem musik tradisional Nusantara. Kaum muda menjadi sasaran utama program ini. Buku Keragaman Musik Tradisional terbitan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (2017) mendefinisikan seni musik tradisional adalah seni musik yang eksis secara turun-temurun dan melekat sebagai sarana hiburan di kalangan masyarakat tertentu.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan sudut pandang khas dan pembahasan mendalam dengan basis jurnalisme presisi. Membaca konten premium akan mendapatkan pemahaman komprehensif tentang suatu topik dengan dukungan data yang lengkap. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium di kanal Espos Plus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya