SOLOPOS.COM - Seorang nelayan mengayuh getek seusai mencari ikan di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, belum lama ini. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN -- Perwakilan pelaku usaha kawasan Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, bakal dikumpulkan guna menerima sosialisasi rencana revitalisasi rawa tersebut. Sosialisasi bakal digelar dalam pekan ini.

Hal itu disampaikan Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten, Ronny Roekmito, seusai menggelar rapat koordinasi terkait rencana revitalisasi Rawa Jombor di Setda Klaten, Senin (7/6/2021). “Kami akan melakukan sosialisasi. Perwakilan pelaku usaha nanti akan dikumpulkan untuk menerima sosialisasi,” kata Ronny.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Para pelaku usaha Rawa Jombor seperti pemilik karamba, pedagang kaki lima, pemilik warung apung, hingga pemancingan. Ronny menjelaskan sosialisasi menghadirkan sejumlah narasumber seperti Bupati, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), serta Disporapar Jateng.

Baca Juga: Awas! Tak Patuh Protokol Isolasi Mandiri, Pasien Covid-19 Klaten Bakal Dipindahkan ke Isolasi Terpusat

Dalam sosialisasi itu bakal dipaparkan rencana revitalisasi serta dampak bergulirnya kegiatan revitalisasi tersebut bagi para pelaku usaha kawasan Rawa Jombor. ”Tentunya apa yang dipaparkan nanti terkait kegiatan revitalisasi di sana,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, penataan Rawa Jombor kembali bergulir tahun ini. BBWSBS berencana menggulirkan sejumlah kegiatan. Kegiatan itu meliputi memperkuat tanggul rawa, memulai pembangunan jalur pedestrian di sekeliling rawa, membuat pengaman bendung, hingga pengerukan sedimentasi.

Plasa Kuliner

Total pagu anggaran untuk proyek revitalisasi itu senilai Rp50 miliar dari APBN. Sementara itu, Pemprov Jateng melanjutkan proyek fisik pada lahan di sisi timur rawa untuk menambah plasa kuliner, toko cinderamata, serta jalur pedestrian. Total anggaran proyek fisik itu sekitar Rp6,5 miliar.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Klaten Tambah 69 Orang, 31 Di Antaranya Dari Manisrenggo

Soal pemanfaatan rawa untuk karamba, bakal ada zonasi kawasan rawa yang bisa digunakan untuk karamba. Saat ini penentuan zonasi masih dalam kajian. Sementara itu, pelaku usaha warung apung Rawa Jombor harus siap-siap dipindahkan ke daratan pada plasa kuliner yang kini masih dibangun Pemprov.

Ditemui di Rawa Jombor beberapa waktu lalu, Pakar lingkungan dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof. Suratman, mengatakan revitalisasi Rawa Jombor mendesak dilakukan.

”Rawa perlu dikembalikan ke fungsinya, mendukung pangan nasional. Rawa Jombor itu sejak dulu airnya nguripi dari segi pangan, airnya berfungsi tidak hanya untuk masyarakat wisata tetapi untuk petani terutama di wilayah Cawas,” kata Suratman.

Baca Juga: Ganti Rugi Lahan Tol Solo-Jogja Bermasalah, Kades Kadirejo Klaten Ogah Teken Persetujuan

Kualitas Air Rawa Tak Sehat

Suratman menuturkan kondisi Rawa Jombor saat ini tak lagi sehat. Dari hasil riset, kualitas air tak lagi memenuhi baku mutu. Salah satu faktor yang membuat kualitas air rawa tak sehat yakni polusi kimia.

“Kondisi saat ini, sudah ada riset dan air sudah tidak memenuhi baku mutu. Ini yang sangat berbahaya. BOD-nya tinggi,” kata Suratman.

Pencemaran yang sudah di atas ambang batas bisa berdampak terhadap ikan yang ada di rawa. Selain itu, pencemaran berdampak pada pertumbuhan padi dengan irigasi bersumber dari air rawa.

Baca Juga: Gondola Girpasang Klaten Sempat Rusak, Pengelola Diingatkan Lagi Soal Keselamatan Penumpang

“Pencemaran sudah di atas ambang batas dampaknya ikan sudah tidak sehat. Termasuk menurut penilaian kami, plastik bahaya untuk ikan yang dimakan orang,” katanya.

Lantaran hal itu, Suratman mengatakan revitalisasi menjadi prioritas dalam penataan Rawa Jombor. “[Rawa Jombor] harus difungsikan kembali, fungsi airnya dari segi kualitas, kuantitas, fungsi irigasi, serta fungsi pangan. Setelah standar primer itu tercapai, baru fungsi sekunder yakni jasa wisata. Jadi jasa wisata itu bukan primer, itu sekunder sesuai peraturan UU negara,” tuturnya.

Meningkatkan Perekonomian

Revitalisasi Rawa Jombor tak berarti mematikan ekonomi para pelaku usaha dan warga. Suratman mengatakan setelah direvitalisasi, justru keberadaan rawa bisa meningkatkan perekonomian warga.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Manisrenggo Klaten Naik Drastis, 1 Warga Diduga Tertular Di Kudus

Ia mencontohkan sedimentasi dari pengerukan saat proses revitalisasi bergulir bisa dimanfaatkan untuk menguruk tanah kas desa.

“Setelah itu bisa menjadi tempat parkir yang dikelola desa. Di sekitar tempat parkir itu bisa utuk angkringan sehingga membuat objek wisata di kampung-kampung. Jadi dengan direvitalisasi ini hasilnya bisa menjadi tiga atau lima kali lipat dibandingkan saat ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya