SOLOPOS.COM - Ilustrasi guru dan siswa belajar di sekolah (JIBI/Solopos/Ardiansyah Indra Kumala)

Harianjogja.com, JOGJA –Rasa khawatir maupun takut yang dialami anak-anak saat mempelajari matematika menjadi indikator mata pelajaran ini belum diajarkan dengan tepat. Dapat dikatakan pula matematika tidak berkembang di Indonesia.

Ketua Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, Hartono mengaku kagum dengan penerapan ilmu matematika yang mampu mendukung akvititas sehari-hari. Di Jerman, jelas dia, sistem pendidikan matematika benar-benar teraplikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Berbeda jauh dengan penerapan sistem pendidikan matematika di Indonesia yang hanya bersifat teoritis, tapi aplikasi nyatanya tidak pernah diterapkan.

Promosi Pelaku Usaha Wanita Ini Akui Manfaat Nyata Pinjaman Ultra Mikro BRI Group

“Padahal kalau berkaca ke negara barat, matematika sudah sejak lama digunakan sebagai cara mencari solusi persoalan sehari-hari. Matematika tidak hanya sekedar menjadi ilmu hitung- hitungan, tapi menjadi jalan keluar melalui cara komputasi,” kata dia, Senin (8/9/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Hartono selebihnya menjelaskan alasan tidak berkembangnya matematika terapan di Indonesia terjadi lantaran sistem pembelajaran Matematika di Indonesia yang kurang tepat. Sejak pembelajaran di tingkat dasar, Matematika bukannya dipahami dengan dikaitkan kejadian sehari-hari tapi hanya sebatas hafalan.

“Sebenarnya, banyak persoalan di dunia industri yang bisa diselesaikan dengan Matematika Terapan berbasis komputasi. Dalam hal ini matematika seperti jembatan antara persoalan dengan para teknisi. Dengan Matematika terapan, solusi persoalan bisa dibuat simulasinya terlebih dahulu menggunakan komputer sehingga mampu menghemat biaya trial and error,” paparnya.

Terkait persoalan tersebut, FSTUSD Yogyakarta melakukan kerjasama dengan Universitas Koblenz, Jerman mengenai pengembangan sistem pendidikan matematika. Kunjungan dua dosen dari Universitas Komblenz, yaitu Prof. Thonmas Goetz dan Prof. Stefan Ruzika ke USD, Senin (8/9/2014), menjadi momentum penting untuk merealisasikan kerjasama lebih mendalam. Wujud kerjasama yang akan diupayakan antara lain dalam wujud penelitian bersama dan saling mengunjungi untuk mendapatkan metode pembelajaran matematika terapan di Jerman.

“Langkah pertama yang akan kami tempuh itu dulu. Selanjutnya mungkin akan kami perluas menjadi pengiriman dosen ke Jerman. Kebetulan pula kami banyak jaringan di sana dan menawarkan pemberian beasiswa bagi dosen di sini,” ujarnya di sela-sela acara menerima kunjungan dosen dari Universitas Komblen, Senin (8/9/2014).

Sementara itu Wakil Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) USD Sudi Mungkasi menambahkan kerjasama dengan Universitas Koblenz nantinya akan berupa penelitian bersama hingga mendatangkan dosen tamu untuk mengajar di USD.

“Kami ingin para mahasiswa kami lebih mengenai peran Matematika dalam kehidupan mereka sehari-hari. Kami ingin juga ingin mengubah pandangan mereka bahwa lulusan Matematika juga memiliki kesempatan kerja yang luas. Hal ini karena masih banyak mahasiswa matematika yang bingung tidak tahu mau jadi apa atau kerja,” tuturnya menambahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya