SOLOPOS.COM - Finalis Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) 2016. (Lipi.go.id)

Pelajar Boyolali, Latifah Maratun Sholikhah dari SMA Negeri 1 Teras, meraih penghargaan dalam ajang Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) di Amerika Serikat.

Semarangpos.com, JAKARTA — Latifah Maratun Sholikhah dari SMA Negeri 1 Teras, Boyolali bersama tiga pelajar lain asal Indonesia meraih penghargaan di ajang Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) di Los Angeles Convention Center, California, Amerika Serikat, Minggu-Jumat (14-19/5/2017).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kantor Berita Antara yang mengutip keterangan tertulis Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), di Jakarta, Minggu (21/5/2017), mengungkapkan empat pelajar Indonesia membawa pulang penghargaan dari ajang internasional bergengsi itu melalui tiga karya penelitian mereka.

Pelajar yang mendapat penghargaan utama (grand awards) adalah Latifah Maratun Sholikhah dari SMA Negeri 1 Teras, Boyolali, Jawa Tengah (Jateng). Latifah mendapatkan penghargaan sebagai peringkat ke-empat Grand Awards untuk Kategori Ilmu Sosial dan Perilaku lewat karya penelitiannya yang berjudul Anak-Anak yang Terabaikan: Studi Kasus Sikap Masyarakat terhadap Anak Penderita HIV AIDS di Enam Kecamatan di Surakarta.

Selain mendapat penghargaan utama, Latifah Maratun Sholikhah juga memperoleh penghargaan sebagai honorable mentions dari American Physiological Association alias Persatuan Psikologi Amerika. Sebelumnya, gadis Boyolali itu juga pernah meraih pemenang pertama Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) pada Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Ke-48 Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh LIPI.

Selanjutnya, tercatat Azizah Dewi Suryaningsih dari SMA Negeri 1 Jogja yang memperoleh penghargaan special awards pada peringkat ketiga dari American Geosciences Institute, lewat karya penelitiannya yang berjudul Bamboo Forest as a Natural Levee of Pyroclastic Flows in Merapi Volcano atau Hutan Bambu sebagai Tanggul Alami Penahan Aliran Piroklastik di Gunung Merapi. Azizah, sebelumnya juga memenangi gelar juara pertama Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Kelautan LKIR Ke-48 Tahun 2016 yang diadakan LIPI.

Nama berikutnya adalah Bagus Putra dan Made Prasanta dari SMA Negeri Bali Mandara yang meraih penghargaan special awards pada peringkat ketiga dari American Meteorological Society. Karya penelitian mereka berjudul Smart Digital Psychrometer for Forecasting Local Weather atau Psikrometer Digital Pintar untuk Peramalan Cuaca Lokal. Bagus dan Made juga pemenang Medali Emas Olimpiade Peneliti Siswa Indonesia (OPSI) 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ajang Intel ISEF kali ini melibatkan 1.778 pelajar dari 78 negara. Keikutsertaan LIPI dalam ajang ini dimulai sejak 2011. Deputi Bidang IPSK LIPI yang juga pernah menjadi Dewan Juri LKIR 2016 Tri Nuke Pudjiastuti mengapresiasi dan bersyukur atas capaian gemilang para pelajar Indonesia tersebut.

Dia berharap mereka dapat mengembangkan talentanya lebih baik lagi untuk menjadi peneliti masa depan Indonesia. “Kami berharap pula generasi muda semakin mencintai dunia penelitian, apalagi sudah ada contoh pelajar yang mampu berprestasi di tingkat internasional seperti sekarang,” ujarnya.

Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI Nur Tri Aries S. mengatakan keikutsertaan Indonesia di ajang Intel ISEF adalah bentuk kerja sama yang erat antara pemerintah, pihak swasta, maupun pihak terkait dalam mendidik remaja Indonesia dengan memberikan mereka wawasan dan pengalaman internasional. “Semoga mereka dapat memberikan yang terbaik untuk bangsa. Garuda Jaya, Indonesia Juara,” tuturnya.

Tahun ini, LIPI mengirimkan lima karya penelitian yang melibatkan tujuh pelajar SMA sebagai finalis Intel ISEF, dua pelajar SMA sebagai pengamat dan satu siswa SMP yang juga merupakan perwakilan Indonesia di ajang Intel International Broadcom Master, yakni ajang pengenalan sains bagi remaja di bawah usia 15 tahun.

Selain empat siswa peraih penghargaan di atas, delegasi Indonesia lain dari LIPI yang juga pemenang terseleksi LKIR 2016, yakni Chyntia Silvi Yanti Hasan dan Zahratul Jannah dari SMAN 80 Jakarta melalui karya penelitian Why does House Gecko (Cosymbotus platyurus) prefer living in our home?

Kemudian, Shofi Latifah Nuha Anfaresi dan Intan Utami Putri dari SMAN 1 Sungailiat dengan karya Bangkasand: an effective Removal for Pb II in Tin Mining Area, Miranti Ayu Kamaratih dan Octiafani Isna Ariani dari SMA Al Hikmah Surabaya dengan karya A Novel of Red Dragon Fruit Peel Extract as Dye Sensitized Solar Cells Appkication.

Sedangkan perwakilan Indonesia untuk ajang Intel International Broadcom Master adalah Maliya Finda Dwiutami dari SMP IT Al Qhudwah. Selain itu, delegasi Indonesia juga diperkuar pemenang OPSI 2016. Para pelajar terseleksi dari pemenang OPSI ini adalah Najmuna Ratri Lakshita dan Sakina Yaumil Fitri dari SMAN 1 Jogja dengan penelitian berjudul Scientific Wisdombehind Yogyakarya Palace’s Sustainable Resilience to Natural Hazards, serta Tri Ardiansa dari SMAN 3 Semarang dengan judul penelitian Novel Anti-Radiation Polypropylene-Eggshell Composite.

Di samping kompetisi, Intel ISEF juga diisi dengan kegiatan lain, seperti Intel ISEF Alumni Entrepreneur Panel dan Excellence in Science and Technology Panel yang menghadirkan penerima Nobel dan peraih Fellow maupun medali di ajang inovasi teknologi. Kegiatan itu bertujuan untuk menginspirasi remaja dari seluruh dunia untuk menekuni bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Di sela-sela ajang berlangsung, delegasi Indonesia juga melakukan kegiatan audiensi ke Konsulat Jenderal Los Angeles, serta tur Iimu pengetahuan ke Observatorium Griffith.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya