SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang (Solopos.com)--Andi Taufiq Bani, 32, warga Sedang Indah RT2 RW 3, Kelurahan Muktiharjo Lor, Genuk, Kota Semarang, Sabtu pagi (10/9/2011), tewas dengan kondisi mengenaskan.

Korban ditemukan tewas di sekitar kampus Universitas Semarang (USM), Jl Malangsari, Kelurahan Tlogosari Kulon, Pedurungan dengan beberapa bagian tubuh korban, yakni di kepala, tangan sebelah kanan, dan kaki mengalami luka parah akibat terkena bacokan senjata tajam.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Di lokasi kejadian, terdapat ceceran darah cukup banyak menempel di tembok dan tanah. Diduga Andi yang bekerja di pos satu Pelabuhan Tanjung Emas Semarang diduga menjadi korban perampokan karena uang tunai Rp 2 juta milik yang bersangkutan hilang disikat pelaku.

Petugas Polsek Pedurungan dan Polrestabes Semarang yang datang ke tempat kejadian perkara (TKP) segera membawa jenazah korban ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara untuk diotopsi guna mengetahui penyebab kematian korban.

“Belum diketahui penyebab kematian korban, masih dilakukan penyelidikan,” ujar petugas polisi.

Keterangan yang dihimpun dari sejumlah sumber, mayat Andi kali pertama ditemukan dua mahasiswa USM bernama Andik dan Dwi Chandra tergeletak dibelakang gapura pintu masuk Jl Malangsari V di dekat kampus tersebut.

Mereka segera melaporkan kejadian tersebut kepada ketua RT setempat yang diteruskan ke Kepala Kelurahan Tlogosari Kulon, Wasi Dariyono.

”Saya bersama staf segera ke lokasi mengecek adanya mayat laki-laki tersebut yang kondisinya berlumuran darah,” ujar dia.Dia kemudian menghubungi petugas Polsek Peduruangan untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Sementara keluarga korban merasa terkejut dengan peristiwa naas yang menimpa Andi Taufik. ”Kami terkejut mendapat kabar kalau Andi telah meninggal dunia,” kata Andi Aswad, kakak korban.

Menurut dia, sebelum meninggalkan rumah pada Jumat malam (9/9/2011), adiknya (Andi Taufik) menerima telepon dari seorang lelaki memesan tiket Kapal Pelni tujuan Kalimantan sebayak 100 lembar.

”Setelah menerima telepon, Andi meminta kepada saya uang Rp 2 juta untuk keperluan pembelian tiket kapal untuk memenuhi pesanan si penelpon. Kami terkejut mendapat kabar Andi meninggal dunia,” papar dia.

(oto)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya