SOLOPOS.COM - Ilustrasi cabai rawit merah. (Solopos-dok)

Solopos.com, SUKOHARJO -- Harga cabai rawit merah di pasar tradisional Kabupaten Sukoharjo tembus Rp95.000 per kilogram atau melonjak 100 persen dalam sebulan terakhir. Kenaikan harga cabai kian tak terkendali karena dampak banjir beberapa daerah di Indonesia.

Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Disdagkop dan UKM) Sukoharjo Sutarmo mengatakan kenaikan harga cabai terutama jenis rawit merah terjadi karena bencana alam banjir sejumlah daerah. Banjir ini banyak terjadi karena cuaca ekstrem.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Tanaman cabai milik petani banyak yang rusak sehingga berpengaruh pada stok di pasar tradisional. Termasuk cabai rawit merah harganya tembus Rp95.000 per kilogram," kata Sutarno kepada Solopos.com, Selasa (23/2/2021).

Baca Juga: Gelapkan Uang BBM Rp15 Miliar Di Solo, Pengusaha Surabaya Divonis 3 Tahun Penjara

Biasanya harga cabai rawit merah di pasar Sukoharjo berkisar Rp55.000 hingga Rp60.000 per kilogram. Namun sejak sebulan terakhir harga cabai terus merangkak naik dan kini mencapai Rp95.000 per kilogram.

Harga tersebut di beberapa sentra perdagangan sempat turun jadi Rp90.000 per kilogram. Namun karena stok terbatas sehingga harga kembali naik. Stok barang terbatas juga membuat harga cabai jenis lain masih tinggi.

Cuaca Ekstrem

Cabai merah besar senilai Rp45.000 per kilogram, cabai merah keriting Rp50.000 per kilogram, cabai rawit hijau Rp60.000 per kilogram. Tingginya harga juga terjadi pada komoditas bawang merah menjadi Rp30.000 per kilogram.

Baca Juga: Awas! 6 Kamera Speedcam Siap Tangkap Aksi Ugal-Ugalan Pengendara di Soloraya

"Kenaikan harga diperkirakan masih akan terjadi karena beberapa daerah terdampak banjir akibat cuaca ekstrem yang dipengaruhi fenomena alam La Nina," katanya.

Selain cabai rawit, kondisi tersebut kemungkinan juga berpengaruh pada harga bahan pokok pangan lain di Sukoharjo. Pantauan Disdagkop dan UKM, harga bawang putih jenis honan stabil Rp24.000 per kilogram. Bawang putih jenis kating naik harga dari Rp25.000 per kilogram menjadi Rp30.000 per kilogram.

Harga telur ayam turun dari semula Rp25.000 per kilogram menjadi Rp23.000 per kilogram. Sedangkan harga daging ayam stabil Rp33.000 per kilogram dan gula pasir Rp12.500 per kilogram.

Baca Juga: Camat Bendosari Sukoharjo Bingung Puhgogor Masuk Zona Merah, Padahal Tak Ada Kasus Covid-19

Keterlambatan Pengiriman

Meski terjadi kenaikan harga sejumlah komoditas pangan, Disdagkop dan UKM Sukoharjo belum menemukan masalah terkait distribusi dan ketersediaan bahan pokok akibat banjir sejumlah daerah. Temuan hanya berupa keterlambatan pengiriman barang karena truk pengangkut bahan pokok terjebak banjir.

Selain itu waktu tempuh distribusi barang jadi lama akibat pengalihan arus lalu lintas terdampak bencana. "Justru yang kami temukan banyak distribusi bahan pokok dari Sukoharjo ke luar daerah seperti Jakarta, truk pengangkut beras terjebak banjir. Sedangkan dari luar daerah ke Sukoharjo tidak terlalu banyak karena suplai masih didapat dari wilayah Jawa Tengah," lanjutnya.

Baca Juga: PPKM Mikro Solo Diperpanjang Sampai 8 Maret, Ada Perubahan Aturan?

Lurah Pasar Ir Soekarno Sukoharjo Widadi Nugroho mengatakan saat ini ketersediaan bahan pokok dan harga pangan termasuk cabai rawit masih aman, meski beberapa daerah dilanda banjir besar. Komoditas pangan paling terdampak cuaca ekstrem hanya terjadi pada cabai rawit merah Rp95.000 per kilogram.

"Kami terus memantau stok dan harga pangan. Jangan sampai ada kelangkaan sehingga harga melejit," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya