SOLOPOS.COM - Nining, salah satu pedagang di Pasar Legi Ponorogo menunjukkan stok minyak goreng curah di kiosnya Jumat (27/5/2022). (Ronaa Nisa’us Sholikhah/Solopos.com)

Solopos.com, PONOROGO — Pemerintah berencana mengentikan program subsidi minyak goreng curah pada 31 Mei 2022. Rencana penghapusan subsidi minyak goreng curah itu pun disayangkap pedagang di Pasar Legi, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Seorang pedagang minyak goreng di Pasar Legi Ponorogo, Nining, mengatakan rencana penghapusan subsidi minyak goreng (migor) curah sudah didengar. Bahkan sejumlah penyuplai migor curah sudah bersiap untuk menghentikan pengirimannya pada akhir bulan ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

”Saya dapat surat dari Bimoli [penyuplai migor curah] pengirimannya hanya sampai akhir bulan ini,” kata Nining, Jumat (27/5/2022).

Nining menyayangkan rencana penghapusan subsidi migor curah tersebut. Hal ini karena migor curah kini paling banyak diburu masyarakat, terutama para pelaku UMKM.

Baca Juga: Kreatif! Kelompok Pemuda di Ponorogo Raih Cuan dari Berkreasi di TikTok

Harga migor curah saat ini sekitar Rp14.000 sampai Rp15.500 per kilogram. Sedangkan harga migor kemasan jauh lebih mahal, paling murah harganya Rp20.000 per liter.

“Migor curah itu yang paling diburu pembeli, khususnya pelaku UMKM,” kata dia.

Sejak pemerintah memberikan subsidi migor curah, lanjut Nining, dirinya baru mendapatkan stok tiga kali pengiriman. Untuk pengiriman ketiga baru datang Jumat ini dan sekaligus diberi tahu bahwa pengiriman migor curah bersubsidi ini yang terakhir.

Setiap kali pengiriman, Nining mengaku mendapatkan jatah migor curah bersubdisi hanya 180 liter saja. Jatah itu pun langsung ludes dalam waktu sehari. Hal ini karena banyak pelanggannya yang telah memesan jauh-jauh hari.

Baca Juga: Warga Keluhkan Jalan Rusak, Ini Penjelasan Sekda Ponorogo

”Sebenarnya tidak susah dapat jatah migor subsidi. Tapi cara pembeliannya ribet jadi hanya orang-orang tertentu yang mau. Untuk mendapatkan migor curah bersubsidi, pembeli harus menunjukkan KTP dan hanya mendapatkan jatah dua liter,” ungkapnya.

Dia memperkirakan saat subsidi migor curah ini dihapus, banyak pembeli yang akan beralih ke migor kemasan. Sebab, harganya tidak jauh berbeda. Selain itu, dari segi kualitas lebih bagus migor kemasan lantaran ada proses penyaringannya. Dibandingkan migor curah yang didiamkan seharian sudah mengental di bawah.

”Kalau pun harganya sama, bakal beralih ke migor kemasan semua,” tutur perempuan 45 tahun itu.

Baca Juga: Mengenal Getuk Golan, Kudapan Khas Ponorogo yang Wajib Dicoba

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Mikro (Disperdagkum) Bedianto mengatakan bahwa sampai saat ini belum ada surat resmi yang masuk terkait penghapusan migor curah subsidi. Maka, migor curah di pasaran masih dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Pihaknya juga tidak ingin mendahului sebelum adanya intruksi resmi.

”Yang menaikkan maupun yang menurunkan harganya itu kewenangan dari pusat,” terangnya.

Selain itu, kondisi penjualan migor curah di pasaran cukup stabil, baik dari segi harga maupun stok. Apalagi sudah ada pantauan dari petugas di lapangan dan tidak ada keluhan maupun laporan dari masyarakat. Harganya berkisar Rp 14.500 per kilogram.

”Stok kami masih cukup,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya