SOLOPOS.COM - Aktivitas pengunjung di Pasar Bunder Sragen lengang pada hari kedua PPKM, Selasa (12/1/2021). Berkurangnya pengunjung pasar itu berdampak pada anjloknya omzet pedagang. (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pasar Bunder Sragen sepi pada hari kedua pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Selasa (12/1/2021). Para pedagang mengeluhkan omzet mereka anjlok di angka 75%-80%.

Seorang pedagang bumbu dapur dan sayuran di Pasar Bunder Sragen, Rus Samidi, 53, saat ditemui Solopos.com, Selasa siang, mengaku sejak diberlakukannya PPKM pengunjung pasar menjadi sepi. Turunnya pengunjung pasar, kata dia, mengakibatkan omzet penjualan turun drastis.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Ora enek wong belanja [tidak ada orang berbelanja]. Biasanya sehari mendapat Rp2 juta sekarang hanya bisa Rp500.000. Jadi anjloknya sampai 75%. Jualan di rumah juga sepi,” ujar Rus yang tinggal di Perumahan Plumbungan Indah, Karangmalang, Sragen.

Hari Pertama PPKM Sragen, Hajatan di 5 Kecamatan Dibubarkan

Rus menyampaikan turunya omzet, karena para pelanggannya yang besar dari pengusaha catering. Dengan adanya PPKM catering tutup karena semua pesanan ditunda, sehingga mereka tak berbelanja ke Pasar Bunder.

“Para pedagang malam itu biasanya juga belanja ke saya. Berjualan malam dibatasi sampai pukul 21.00 WIB. Daripada rugi mereka memilih libur. Mereka otomatis tidak belanja ke saya juga. Pengunjung pasar sepi ya baru kali ini. Saat awal-awal Corona tidak sesepi ini pengunjungnya. Banyak pedagang yang sambat,” jelasnya.

Rus tidak bisa mengandalkan belanja online yang difasilitasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen. Pembeli online, ujar Rus, terbatas karena hanya orang-orang tertentu dan hanya sepekan sekali karena untuk kebutuhan pribadi.

Toko-Toko Tutup Lebih Cepat Selama PSBB, Ini Langkah Pengamanan Polresta Solo

Sangat Sepi

Sepinya pasar dan turunnya omzet, juga disampaikan pedagang lain asal Batu Jamus, Kerjo, Karanganyar, Darto Sayur, 53. Dia mengatakan di dalam pasar bisa untuk bermain sepak bola karena sepinya pengunjung. Dia mengatakan tidak sekadar sepi tetapi sangat sepi. Darto mengatakan stok dagangannya sudah dikurangi 50% tetapi juga tidak habis dijual.

“Jangankan bisa habis 50%, bisa terjual sepertiga dari 50% saja sulit. Kalau omset anjloknya bisa sampai 80%. Ibaratnya biasanya dapat Rp10.000 per hari sekarang hanya bisa mendapat Rp2.000 per hari. Sayuran brokoli itu biasanya bisa laku 10 kg per hari sekarang baru laku 2 kg. Daun selada ambil 15kg sejak pagi sampai sekarang masih utuh,” ujarnya.

Perlu Tahu, Begini Cara Investasi Emas Tanpa Waswas

Darto mengatakan semua sayuran itu belum terbayar semua. Sayuran itu kalau dibiarkan tidak terjual, lama-lama membusuk. Darto tidak ingin libur jualan meskipun belum tahu omzet usahanya selama dua pekan ke depan. “Kalau libur, untuk bayar utang sayuran bagaimana? Belum lagi untuk kebutuhan sehari-hari. Kami bertahan. Yang penting ada aktivitas sehingga masih bisa menutup utang-utang sayuran itu,” jelasnya.

Untuk diketahui jumlah pedagang Pasar Bunder Sragen ada 2.390 orang. Terdiri dari pedagang kios 448 orang, pedagang los 1.342 orang, dan pedagang oprokan 600 orang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya