SOLOPOS.COM - Kondisi Pasar Mebel Gilingan, Banjarsari, Solo, yang terbakar pada awal Mei lalu. Foto diambil pada Selasa (17/5/2022). (Solopos/Gigih Windar Pratama)

Solopos.com, SOLO — Beberapa pedagang Pasar Mebel Gilingan Solo mengaku pasrah direlokasi sementara ke kios darurat di dekat Pasar Legi mulai Senin (23/5/2022) mendatang. Di sisi lain, mereka kini kesulitan mencari tempat penyimpanan barang-barang dagangan mereka yang berupa furnitur.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, Selasa (17/5/2022), beberapa kios di pasar mebel yang terbakar pada 3 Mei lalu itu sudah mulai diruntuhkan. Namun ada beberapa kios yang masih berdiri.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kios yang masiih ada digunakan untuk proses finishing atau menunggu pembeli yang sudah memesan barang dagangan mereka. Salah satunya kios milik Nuning Suharti.

Nuning belum membongkar kiosnya, karena masih menunggu barang dagangannya laku. Selain itu, pedagang Pasar Mebel Gilingan Solo itu juga masih mencari lahan untuk memindahkan mebel dagangannya untuk sementara, sekaligus rumah kontrakan untuk bernaung.

Ekspedisi Mudik 2024

“Masih mencari kontrakan juga setelah dari sini. Sama mencari lahan buat memindahkan barang-barang mebel. Soalnya lokasi di Pasar Legi juga tidak begitu luas. Selain itu saya masih menunggu dagangan diambil pembeli,” ujarnya.

Baca Juga: Kesal Tak Dapat Ganti Rugi, Pedagang Pasar Mebel Solo Robohkan Kios

Lebih lanjut, Nuning mengaku pasrah dengan relokasi yang dilakukan Pemerintah Kota Solo, meskipun sebelumnya ia sempat melayangkan protes. Ia hanya meminta pasar baru di lahan bekas Makan Bong Mojo dibangun terlebih dahulu untuk menampung pedagang.

“Sekarang saya pasrah untuk relokasi, tinggal ikut saja, dulu inginnya Bong Mojo dibenahi dulu, jadi pedagang dan warga tidak bolak-balik relokasi,” ujarnya.

Memindah barang-barang dan lokasi untuk membuat mebel juga bukan hal yang mudah. Warga di tempat yang dituju menolak jika lingkungan mereka untuk pengerjaan mebel.

Baca Juga: Garis Polisi Dilepas, Sisa Kebakaran Pasar Mebel Solo Mulai Dibersihkan

Ultimatum Pemkot

“Ya susah juga untuk mencari tempat lain. Soalnya tidak semua warga mau menerima wilayahnya jadi bengkel [tempat pengecatan], karena takut kebakaran atau keracunan limbah cat, belum kalau berisik.” ungkapnya.

Berbeda dengan Nuning, Prihadi, salah satu pedagang mebel di Pasar Mebel Gilingan Solo sudah mengosongkan kiosnya. Hal itu ia lakukan setelah ada ultimatum dari Pemkot untuk pindah pada 23 Mei 2022. Jadwal itu mundur tiga hari dari tanggal semula 20 Mei 2022.

“Kami sudah diminta untuk mengosongkan kios pada 23 Mei, sebenarnya kami diultimatum untuk mengosongkan kios pada 20 Mei, tetapi masih diberikan dispensasi tiga hari,” ujarnya.

Baca Juga: Polisi Periksa 13 Saksi Terkait Kebakaran Pasar Mebel Gilingan

Lebih lanjut, pria yang sudah berjualan di Pasar Mebel Gilingan sejak 1971 ini menyebut pedagang bukan hanya mengosongkan kios, tetapi juga merobohkan bangunan. Ini sebagai bentuk protes kepada Pemkot Solo yang tidak memberikan ganti rugi kepada pedagang.

Menurut Prihadi, para pedagang dijanjikan untuk dibantu saat mengosongkan bangunan kios. Tetapi, tidak ada bantuan dari Pemerintah Kota Solo. Pedagang hingga warga mengosongkan sendiri bangunan mereka.

“Kami awalnya dijanjikan bantuan, entah dari Satpol PP hingga Pemkot Solo, jadi kami hanya melihat saja, tetapi kenyataannya, tidak ada bantuan sama sekali. Kami lakukan dengan swadaya tanpa bantuan siapa pun,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya