SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Boyolali, Mulyati, 50, menata minyak goreng kemasan gelas yang didapatkannya dari distributor, Senin (7/3/2022). (Solopos-Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Pedagang di Pasar Boyolali mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan minyak goreng untuk dijual di lapak mereka. Jika dapat membeli atau kulak minyak goreng, para pedagang diharuskan membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.

Hal tersebut diungkapkan salah satu pedagang di Pasar Boyolali, Mulyati, 50, saat dijumpai Solopos.com di lapaknya pada Senin (7/3/2022). Ia mengungkapkan hanya mendapatkan pasokan minyak goreng kemasan gelas.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Dulu biasanya jualan minyak goreng saya banyak, tapi sekarang order sulit. Sekarang saya dapatnya hanya kemasan gelas, ini baru datang, saya jualnya Rp4.500 per gelas. Pas awal harga minyak naik saya masih dapat setoran normal, lama-lama tengahan. Nah, sudah tiga minggu ini hanya dapat gelasan,” ungkap Mulyati.

Baca juga: Mantap, Stik Yuni Bikinan Emak-Emak Selo Boyolali Tembus E-Commerce

Lebih lanjut, Mulyati menjelaskan jika sekarang ingin membeli minyak dari distributor, ia harus membeli barang lain.

“Ini saya dapatnya hanya satu dus, isi 48 gelas. Tapi setiap order, saya harus order barang yang lain. Tiga minggu ini saya diharuskan order santan kemasan sembilan biji. Jadi beli minyak wajib order barang lainnya,” kata dia.

Mulyati mengatakan dirinya kesulitan mendapatkan minyak goreng. Namun, lanjut dia, para pedagang-pedagang besar yang berani kulak dalam jumlah banyak bisa mendapatkan minyak goreng kemasan satu dan dua liter.

“Saya kan bukan bukan pedagang besar. Sekarang yang punya minyak goreng kemasan biasa itu pedagang yang sudah punya nama. Maksudnya pernah order barang-barang dengan jumlah besar. Nah untuk pedagang kecil seperti saya nggak bisa jual minyak karena nggak dapat jatahnya,” ungkapnya.

Baca juga: Harga Bahan Pokok Naik, Bakul Kuliner di Boyolali Terpaksa Lakukan Ini

Mulyati berharap tidak hanya pedagang besar yang diberikan setoran minyak goreng kemasan. Ia ingin, semua pedagang baik besar atau kecil mendapatkan setoran minyak goreng.

“Harapannya, distributor tidak membeda-bedakan pedagang, kalau yang besar dikasih harusnya pedagang kecil juga dikasih. Kan kami sama-sama cari keuntungan,” kata dia.

Sampai Lelah Mencari

Senada dengan Mulyati, Ari Sumartini, 46, mengatakan kesulitannya mendapatkan minyak goreng untuk dijual. Kini, Sumarti hanya menjual minyak goreng curah di lapaknya, padahal biasanya ia mendapatkan setoran minyak goreng kemasan.

“Minyak langka ini, saking sulitnya sampai saya lelah mencari. Nggak tahu minyaknya hilang ke mana. Sekarang saya ambil minyak curah. Saya jual harganya Rp16.000 kadang Rp17.000 per kilogram. Ini saya ambilnya di Pasar Legi Solo, dapatnya kalau nggak satu jeriken ya dua,” ungkapnya.

Baca juga: Aksi Balap Liar di Ngemplak Boyolali Dibubarkan Polisi, Kocar-Kacir Lur

Ari bercerita, ia harus antre selama dua jam untuk mendapatkan minyak goreng curah di Pasar Legi Solo. Ia juga harus membawa Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk dapat membeli di Pasar Legi.

“Itu pun harus ambil tepung atau mi, nggak boleh hanya minyak saja. Antrenya sampai dua jam untuk dapat dua jeriken, bahkan kadang hanya dapat satu jeriken, lemas banget,” cerita dia.

Ari berharap kelangkaan minyak goreng segera dapat diatasi. Ia juga berharap pembelian minyak goreng juga dipermudah.

“Harapannya segera dipermudah pembeliannya, biar saya ada stoknya. Biar kami semua lancar jualannya. Ini pembeli pada cari minyak yang noncurah, jarang yang mau minyak curah begini,” ungkap dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya