SOLOPOS.COM - Warga mengebor tanah untuk membuat sumur dalam di Dukuh Mondokan RT 018, Desa Jekani, Mondokan, Sragen, Senin (2/11/2020). (Istimewa/Sukarelawan Tirta Putra Mandiri Mondokan)

Solopos.com, KLATEN -- Kebutuhan air bersih menjadi kebutuhan vital bagi 250 keluarga yang mendiami lima rukun tetangga (RT) di Dukuh Mondokan, Desa Jekani, Kecamatan Mondokan, Sragen.

Kendati belakangan mulai terjadi hujan secara sporadis di Sragen, krisis air bersih masih dialami warga di lima RT itu dan yang paling parah terjadi di lingkungan RT 020 dan RT 021 Dukuh Mondokan yang didiami 90-an keluarga.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Para warga di RT 017-021 Mondokan itu tak menyerah dengan situasi krisis air bersih yang menjadi langanan saat musim kemarau setiap tahunnya. Para warga membentuk komunitas sukarelawan yang diberi nama Sukarelawan Tirta Putra Mandiri yang berasal dari perwakilan lima RT itu.

“Kami sudah puluhan tahun mengebor sampai 70 lubang di wilayah Dukuh Mondokan tetapi tidak menemukan air. Bahkan tim dari kabupaten turun dengan teknologi geolistrik di tiga lokasi juga tak menemukan sumber air. Kami tidak menyerah hingga akhirnya menemukan seorang ahli sumur dalam dari Boyolali yang memotret dengan menggunakan teknologi citra satelit dan ternyata menemukan sumber air,” ujar Muh. Khoris, 51, perwakilan sukarelawan Tirta Putra Mandiri Mondokan, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (4/11/2020).

130.484 UMKM Sukoharjo Berebut Stimulus Modal Usaha Rp2,4 Juta

Khoris bersama ketua komunitas sukarelawan, Widodo, dan sukarelawan lainnya berembuk untuk mengebor lokasi yang dideteksi ada sumber air. Akhirnya, ahli sumur dalam itu mengebor dengan biaya Rp35 juta yang disanggupi warga.

“Pengeboran itu dilakukan mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB pada Senin (2/11/2020) lalu. Saat malam hari itu ditunggui ratusan warga untuk membuktikan air yang keluar dari sumur itu. Saat itu kredibilitas sukarelawan jadi taruhan. Ternyata air keluar deras dari sumur pada Senin malam itu. Ada ketua RT yang langsung mandi malam itu untuk melakukan nazarnya,” ujar Widodo.

Disumbat dengan Ijuk dan Gamelan Gong

Widodo dan Khoris lega karena mampu memecahkan mitos bahwa di Mondokan tidak ada sumber air.

Widodo menyampaikan mitos yang beredar di lingkungan itu menyebut bahwa zaman dulu ada sumber air yang disumbat dengan ijuk dan gamelan gong karena kalau tidak disumbat bisa menenggalamkan Mondokan.

Mitos itu dulunya ada di belik gading tetapi sekarang tidak ditemukan bekasnya.

Gunung Merapi Siaga

Dari seluruh wilayah Desa Jekani hanya wilayah Dukuh Mondokan yang mengalami krisis air bersih. Widodo berkisah beberapa waktu lalu ada sumur yang dibor di wilayah kebayanan lain dan keluar airnya tetapi oleh warga setempat tidak boleh dialirkan ke Mondokan.

Warga Mondokan kemudian bertekad untuk mencari sumber air mandiri.

“Keinginan kami terwujud. Air yang keluar dengan debit 3,33 liter per detik dengan kedalaman 125 meter. Debit air tersebut mampu mencukupi kebutuhan air bersih di lima RT. Tahun depan, kami tak lagi mengandalkan bantuan air bersih karena sudah cukup,” ujarnya.

Jaksa Tak Hadir, Rekonstruksi Kasus Tahanan Meninggal di Polres Klaten Batal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya