SOLOPOS.COM - Ilustrasi Bantuan Sosial (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, SOLO — Fraksi PDIP (FPDIP) DPRD Kota Solo mengusulkan prioritas anggaran pada Perubahan APBD Solo 2021 untuk penanganan pandemi Covid-19, khususnya bantuan warga terdampak PPKM Darurat.

FPDIP prihatin dengan nasib pedagang pasar tradisional nonesensial dan pedagang kaki lima (PKL) yang kelimpungan akibat penutupan pasar dan ruas jalan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kasihan pedagang 14 pasar yang ditutup, PKL yang hanya boleh berjualan hingga pukul 20.00 WIB. Para driver Gojek, sopir taksi, tukang parkir, penarik becak, pelaku UMKM,” ujar Ketua FPDIP DPRD Solo YF Sukasno, kepada Solopos.com melalui aplikasi Whatsapp, Minggu (11/7/2021) sore.

Baca Juga: Gibran Pastikan Lokasi Penutupan Jalan Solo Tak Ditambah, Tapi…

Selain bantuan, bagi para pedagang pasar Kota Solo yang ditutup selama PPKM darurat, Sukasno juga mengusulkan adanya pembebasan retribusi.

Ia juga menilai perlunya bantuan bagi warga yang menjalani isolasi mandiri (isoman), serta para sukarelawan Jaga Tangga. “Kita harus sisihkan anggaran perubahan Rp50 miliar untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak langsung PPKM. Pembebasan retribusi pedagang juga penting, termasuk keringanan retribusi jukir,” katanya.

Sukasno sudah menginstruksikan anggota FPDIP DPRD Solo untuk berorientasi penanganan pandemi Covid-19 dalam pembahasan Perubahan APBD 2021. “Ini sudah mau masuk pembahasan Perubahan APBD 2021,” terangnya.

Baca Juga: Sebut Ambulans Hanya Untuk Menakut-Nakuti, Pemilik Akun FB Ini Dibawa Ke Polsek Jebres Solo

Mendukung Kebijakan Wali Kota

Politikus senior dari Daerah Pemilihan V Solo itu menyatakan FPDIP selalu mendukung kebijakan Wali Kota Gibran Rakabuming Raka dan Wawali Teguh Prakosa utamanya dalam penanganan pandemi Covid-19.

“Dalam menghadapi kondisi ini FPDIP juga mengajak seluruh kekuatan masyarakat Solo untuk bergotong royong membantu Pemkot Solo. Kebijakan Wali Kota dan Wawali harus kita dukung bersama,” sambungnya.

Sebelumnya, Paguyuban Bala Pasar Solo harus menelan pil pahit setelah gagal melobi Wali Kota agar 14 pasar nonesensial segera dibuka. Wali Kota berkukuh 14 pasar ditutup hingga 20 Juli 2021.

Baca Juga: Berlanjut, Jl Slamet Riyadi Solo Ditutup Sampai 20 Juli 2021!

Ketua Paguyuban Bala Pasar Solo, Suwarjono, mengatakan jumlah pedagang 14 pasar nonesensial terdampak penutupan sekitar 12.000 orang. Sekitar 60 persen hingga 70 persen dari mereka berpenghasilan pas-pasan.

Ia berharap ada bantuan sosial atau kompensasi atas ditutupnya pasar mulai 4 Juli 2021, dan direncanakan hingga 20 Juli 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya