SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo berjabat tangan dengan PM Selandia Baru Jacinda Ardern. (@Twitter-Jokowi)

Solopos.com, JAKARTA—Citra Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut semakin buruk. Karena secara politik, kebijakan Jokowi dalam penanganan Covid-19 telah keliru sejak awal.

Kritikan gencar justru datang dari PDIP, partai yang menjadi tempat bernaung Jokowi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tak kurang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan politisi senior Effendi Simbolon mengeluhkan kepemimpinan Jokowi dalam penanganan pandemi Covid-19.

Megawati mengatakan Jokowi seharusnya memimpin langsung penanganan Covid dan bukan menyerahkan kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

PDIP Jaga Jarak

Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun mengatakan, Jokowi dalam mengambil kebijakan mengabaikan perintah UU 6/2018 Pasal 53 dan Pasal 55.

Ubedilah menilai Jokowi berpotensi diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden. Sehingga, menurutnya, PDIP menjaga jarak dengan Jokowi.

“Tentu saja Jokowi berpotensi diberhentikan dari kedudukannya sebagai Presiden di tengah jalan. PDIP nampak semacam jaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan itu terjadi,” tutur Ubedilah seperti dikutip suara.com.

Baca Juga: Dulu Ganjar Disindir Puan, Kini Ditegur Megawati

Ubedilah menilai citra Jokowi yang semakin buruk saat ini secara politik akan merugikan PDIP di Pilpres 2024 mendatang.

“PDIP tampaknya ingin memberi garis pembatas yang jelas dengan Jokowi. Dengan cara itu PDIP ingin memulihkan citranya yang kini juga makin buruk,” jelasnya.

Bahkan, menurut Ubedilah, secara umum rezim Jokowi saat ini mewarisi masalah yang sangat membahayakan untuk masa depan negara.

Ubedilah menyarankan agar PDIP segera meninggalkan Jokowi dan fokus mengambil peran untuk menyelamatkan negara.

Baca Juga: Tatkala Puan & Ganjar Kembali Beda Jalan

“Jika itu tidak dilakukan PDIP maka memungkinkan peran itu diambil oleh kekuatan kekuatan oposisi dan PDIP akan mengalami nasib tragis pada kontestasi politik berikutnya ditinggalkan rakyat,” ujarnya.

“Jika jaga jarak ini menguntungkan PDIP maka hal yang mungkin PDIP akan meninggalkan Jokowi,” ujar Ubedilah.

Namun, kata Ubedilah, jika Jokowi mengubah sikapnya dan memenuhi keinginan PDIP dengan me-reshuffle Luhut Binsar Pandjaitan maka mungkin partai berlambang kepala banteng itu akan kembali berpikir untuk tidak meninggalkan Jokowi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya