SOLOPOS.COM - Logo Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). (JIBI/Madiunpos.com/Dok.)

Solopos.com, SRAGEN — Pengusaha muda Sragen yang tergabung dalam Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Sragen berkomitmen tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Di masa sulit karena pandemi Covid-19, para pengusaha muda Sragen itu memilih mengurangi jam kerja karyawan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara untuk memenuhi kewajiban perusahaan membayar tunjangan hari raya (THR), mereka berusaha memaksimalkan usaha sampingan.

Solopos Hari Ini: Solo Pesimistis Juni Normal

Ketua BPC Hipmi Sragen, Giana Saputra, mendorong semua anggotanya memberikan THR kepada karyawan meski bisnis mereka tengah lesu akibat dihantam badai pandemi.

Giana mengatakan terdapat 50 pengusaha muda yang tergabung dalam organisasi yang dia pimpin.

Kebanyakan mereka merupakan pengusaha alat-alat rumah tangga, konveksi, properti, kuliner, dan lain-lain. Masing-masing pengusaha muda itu rata-rata memiliki 10-20 karyawan.

Sejumlah Perusahaan di Karanganyar Cicil THR Karyawan

“Bagaimana pun juga, karyawan punya andil besar dalam bisnis kita. Jangan kalau rasanya enak [bisnis lancar] diam, giliran dapat pahit mereka [karyawan] dibuang. Jadi, saya minta semua anggota Hipmi Sragen untuk bisa membayarkan THR kepada semua karyawan,” terang Giana Saputra kepada Solopos.com, Selasa (12/5/2020).

Untuk menyiasati kerugian tidak terlalu besar selama pandemi Covid-19, sejumlah pengusaha muda di Sragen memilih mengurangi jam kerja karyawan.

Gaji April 2020 akan Dibayar 40%, Alasan Seratusan Karyawan Tyfountex Aksi Damai

Giana memastikan tidak ada anggota Hipmi Sragen yang memutus hubungan kerja karyawannya sebagai dampak terjadinya pandemi corona.

“Biasanya karyawan itu bekerja enam hari dalam sepekan, sekarang mereka bekerja empat hari. Belum sampai ke tahap PHK,” ujar dia.

Omzet Pengusaha Turun

Sekretaris BPC Hipmi Sragen, Syaifuddin, mengatakan rata-rata anggota Hipmi Sragen mengalami penurunan omzet hingga 75% selama pandemi Covid-19.

Aksi Damai Singkat, Seratusan Karyawan Tyfountex Bubar Setelah Terima Beras

Menurut dia, banyak karyawan tidak bisa memasarkan dagangan yang biasa ditawarkan secara door to door. Hal ini karena sebagian besar jalan kampung atau desa di kawasan Kabupaten Sragen sudah ditutup dengan portal demi mencegah masuknya warga pendatang, termasuk kalangan sales.

“Dampak Covid-19 ini luar biasa bagi pengusaha muda seperti ini. Pendapatan macet karena barang tidak bisa dipasarkan. Untuk bertahan di tengah badai, rata-rata kami harus memaksimalkan pekerjaan sampingan supaya tetap ada pemasukan,” ucap Syaifuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya