SOLOPOS.COM - HARGA NAIK -- Suasana kios salah satu pedagang di Pasar Karanganyar, Senin (19/12/2011). Kurangnya pasokan mengakibatkan harga sayur terus naik. (JIBI/SOLOPOS/Indah Septiyaning W)

HARGA NAIK -- Suasana kios salah satu pedagang di Pasar Jaten, Karanganyar, Senin (19/12/2011). Kurangnya pasokan mengakibatkan harga sayur terus naik. (JIBI/SOLOPOS/Indah Septiyaning W)

KARANGANYAR – Menjelang Natal dan Tahun Baru, harga sayur-mayur di pasar tradisional di Karanganyar naik ekstrem hingga 100% lebih. Ironisnya, Karanganyar sebagai penghasil sayur-mayur tak mampu memenuhi stok di pasaran.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah pedagang yang ditemui Espos, Senin (19/12/2011), mengaku kenaikan harga sayur-mayur dipicu minimnya pasokan di pasaran. Banyaknya sayur-mayur yang busuk saat musim penghujan ini jadi penyebab utama minimnya pasokan.
Pedagang sayur di Pasar Jaten, Mamik, 46, menyebutkan komoditas sayur-mayur yang harganya naik signifikan di antaranya tomat dari Rp 3.000 kini Rp 15.000/kg; wortel dari Rp 2.000 menjadi Rp 7.000/kg; kubis dari Rp 7.500 naik sampai Rp 15.000/kg serta seledri dari Rp 5.000 menjadi Rp 20.000/kg. Selain itu, harga cabai keriting, rawit dan merah besar dari biasanya Rp 7.000-Rp 10.000/kg, kini Rp 25.000-Rp 35.000/kg.

“Kenaikan sayur-mayur sudah terjadi dalam dua pekan terakhir. Stok di Pasar Karangpandan saja sudah sedikit karena banyak petani gagal panen,” tutur dia.

Mamik mengakui kenaikan harga sayur-mayur berimbas pada penurunan daya beli masyarakat. Dia mencontohkan biasanya masyarakat membeli tomat hanya Rp 500, kini satu tomat dijual Rp 1.000-Rp 1.500. Mau tidak mau hal ini berimbas pada daya beli masyarakat yang menurun. Namun demikian, dia menambahkan harga bawang merah maupun putih justru anjlok. “Bawang merah biasanya Rp 15.000/kg. Sekarang hanya Rp 6.000/kg dan bawang putih dari Rp 15.000 turun menjadi Rp 7.500/kg,” jelasnya.

Pedagang lain, Sayem, 50, mengatakan kenaikan harga sayur-mayur terjadi setiap hari Rp 1.000-Rp 3.000/kg. Dia mengaku kesulitan mencari sayur-mayur yang menyebabkan harga terus merangkak naik. Kenaikan harga ini dikeluhkan masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga yang berbelanja.

Selain sayur-mayur, harga sejumlah kebutuhan pokok juga merangkak naik. Pedagang Sembako Pasar Jungke Tarno, 47, menuturkan harga kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan seperti beras standar dari harga normal Rp 7.000/kg naik menjadi Rp 7.500-Rp 8.000/kg. Selain itu harga telur ayam dari Rp 10.000/kg naik menjadi Rp 14.500/kg; gula Jawa dari Rp 7.000/kg naik menjadi Rp 12.000/kg.

“Kalau gula pasir naik tapi tidak tajam, hanya naik Rp 500/kg. Minyak curah juga sama relatif stabil,” ujarnya.
Menurutnya, harga kebutuhan pokok ini akan terus naik hingga akhir tahun. Hal ini sebagaimana pengalaman tahun-tahun sebelumnya setiap menjelang akhir tahun, harga kebutuhan pokok naik tajam. “Kami tidak tahu pasti penyebabnya apa. Tapi yang jelas tiap akhir tahun pasti harga selalu naik,” ujarnya.

isw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya