SOLOPOS.COM - Ilustrasi bocah pengidap difteri. (JIBI/Antara)

RSUD Karanganyar memberikan imunisasi TD kepada 90 personel yang terdiri dari dokter, perawat, petugas kebersihan, dan pengantar pasien yang ada di IGD dan bangsal anak. 

Solopos.com, KARANGANYAR Pasien anak suspect difteri, RAP, 8, sudah mendapatkan suntikan anti-diptheria serum (ads) pada Kamis (21/12/2017). Kondisi RAP berangsur-angsur stabil.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Selain RAP, sebanyak 39 orang yang dicurigai atau potensial tertular mendapatkan obat eritromisin atau antibiotik. Mereka adalah teman satu kelas RAP di salah satu sekolah di Karanganyar sebanyak 34 orang. Sisanya, lima orang adalah keluarga RAP yang tinggal di Kecamatan Karanganyar.

“Satu paket ads sampai Karanganyar sore [Kamis]. Sudah disuntikkan. Ada 39 orang dicurigai. Itu 34 anak yang duduk satu kelas dengan pasien dan 5 orang di rumah. Yang 34 siswa itu tidak menunjukkan gejala ke sana [difteri]. Mereka diberi obat eritromisin selama sepuluh hari,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jumat (22/12/2017).
Tim dari DKK akan mengamati 39 orang itu selama sepuluh hari ke depan. Mengapa harus sepuluh hari, menurut Cucuk, masa inkubasi bakteri selama lima hari. Tetapi pengamatan dilaksanakan selama dua kali masa inkubasi. Cucuk menjelaskan pasien tidak akan terbebani biaya ads.

(Baca Juga: Bocah Lelaki 8 Tahun Pasien RSUD Karanganyar Suspect Difteri)

“Kebetulan pasien itu peserta BPJS. Tetapi kalau ads itu urusan pemerintah. Pemerintah yang mencukupi,” tutur dia.

Konsentrasi tim dari DKK saat ini adalah menemukan carrier atau pembawa sifat. Cucuk menjelaskan rata-rata carrier tidak menimbulkan atau menunjukkan gejala tertentu saat terserang bakteri maupun virus tertentu. “Ini yang bahaya. Tim PE di lapangan mencari carrier atau pembawa penyakit. Kondisi pasien saat ini membaik. Enggak terlalu parah sekali karena riwayat imunisasi dasar. Berbeda dengan difteri murni atau belum ada perlindungan kekebalan itu mengerikan,” ungkap dia.

Di sisi lain RSUD Karanganyar memberikan imunisasi Tetanus Difteri (TD) kepada 90 personel yang terdiri dari dokter, perawat, petugas kebersihan, dan pengantar pasien yang ada di instalasi gawat darurat (IGD) dan bangsal anak. Penyuntikan vaksin TD dilaksanakan sebanyak tiga kali, yakni bulan ke-0, bulan ke-1, dan terakhir bulan ke-6.

Kepala Bidang Medis dan Keperawatan RSUD Karanganyar, Kristanto Setyawan, saat berbincang dengan wartawan di IGD RSUD Karanganyar, menjelaskan suntikan imunisasi TD sebagai booster. “Perlindungan kepada petugas medis, paramedis, kebersihan, dan pengantar pasien. Total 90 personel itu nanti ada 10 vial vaksin untuk sekali suntikan. Supaya aman memberikan pelayanan kepada pasien,” jelas Kristanto.

Dia menjelaskan kondisi pasien membaik setelah mendapatkan suntikan ads. Selain itu, mereka juga melakukan pemeriksaan laboratorium. Hasil pemeriksaan di laboratorium akan keluar setelah tujuh hari. “Kondisi pasien membaik. Tahun ini kami menangani dua kasus di RSUD. Juni dan Desember ini. Juni selamat. Yang kedua ini semoga juga.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya