SOLOPOS.COM - Situasi di sekitar Plaza Manahan, Solo, Selasa (15/9/2020) malam. (Solopos/Ichsan Kholif Rahman)

Solopos.com, SOLO -- Komandan Korem 074 Warastratama Surakarta Kolonel (Inf) Rano Tilaar memastikan situasi Kota Solo aman dan kondusif pascapenyerangan warga PSHT, Selasa (15/9/2020) dini hari lalu.

Danrem menyebut pada Selasa (15/9/2020) cukup banyak gambar, video, maupun pesan singkat yang beredar namun belum pasti kebenarannya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sanksi Pengendara Mobil Tak Tertib Pakai Masker Tuai Protes, Ini Penjelasan Kasatpol PP Solo

"Malam itu saya berkoordinasi dengan Kapolresta, jajaran anggota kami siap membackup jika situasi memerlukan. Namun, karena situasi terkendali, yang terjun jajaran kodim wilayah," papar Danrem kepada Solopos.com pada Kamis (17/9/2020).

Ia menambahkan jajaran Korem 074 Warastratama bersedia membantu mediasi antara pihak-pihak terkait agar persoalan serupa tidak terulang.

Sudah 2 Jam, Kebakaran Pabrik Spring Bed Telukan Sukoharjo Belum Padam

Menurutnya, dalam situasi pascapenyerangan warga PSHT itu rawan muncul disinformasi atau hoaks yang tentunya sangat berbahaya.

"Masyarakat harus mengecek setiap informasi. Media bisa untuk cipta kondisi tapi bisa dimanfaatkan oknum tidak bertanggung jawab menjadikan kondisi kontraproduktif," imbuh Danrem.

Kebakaran Pabrik Telukan Sukoharjo: Banyak Bahan Mudah Terbakar Bikin Api Sulit Padam

Seperti pemberitaan sebelumnya, sejumlah warga Persaudaraan Setia Hati Terate menjadi korban penyerangan sekelompok orang berpenutup wajah, Selasa (15/9/2020). Peristiwa itu terjadi pada kawasan Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo.

Pascapenyerangan terhadap warga PSHT itu, malam harinya massa berdatangan ke Plaza Manahan Solo.

Istri Pemilik RM Ayam Goreng Pak Cipto Sukoharjo Meninggal, Pemulasaraan Jenazah Pakai Protokol Covid-19

Sebelumnya, beredar kabar malam itu akan ada aksi solidaritas terhadap korban penyerangan sekaligus memberikan dukungan kepada polisi agar mengusut pelakunya.

Berbagai pihak termasuk para tokoh senior PSHT berupaya meredam massa agar tidak berkumpul setelah kejadian itu. Mereka meminta warga PSHT mempercayakan penanganan kasus penyerangan itu kepada kepolisian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya