SOLOPOS.COM - Ilustrasi pandemi Corona. (Detik.com)

Solopos.com, SLEMAN - Lonjakan kasus baru Covid-19 pasca libur lebaran tahun ini mulai terasa. Kasus baru pada Kamis (20/5) sudah melonjak menjadi 92 kasus.

Padahal dalam sembilan hari terakhir, kasus baru rata-rata dibawah 50 kasus per hari. Pada 13 Mei, misalnya kasus baru di Sleman tercatat hanya 25 kasus, 14 Mei (20 kasus). Lalu pada 15 Mei (19 kasus), 16 Mei (35 kasus), dan 17 Mei (47 kasus).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Lonjakan kasus baru Covid-19 Sleman pada 18 Mei (58 kasus), kemudian turun pada 19 Mei menjadi 43. Saat ini kembali melonjak naik menjadi 92 kasus pada 20 Mei dan 21 Mei bertambah 54 kasus.

Adapun tren pasien sembuh dalam sembilan hari terakhir juga bertambah. Pada 13 Mei, misalnya pasien sembuh di Sleman tercatat hanya 73 kasus, 14 Mei (21 kasus). Lalu pada 15 Mei (117 kasus), 16 Mei (62 kasus), dan 17 Mei (21 kasus).

Baca juga: Waspada! Kasus Kematian Covid-19 di Sleman Mencapai 434 Orang

Kasus pasien Covid-19 Sleman sembuh pada 18 Mei bertambah (80 kasus), kemudian turun menjadi 50 kasus pada 19 Mei. Kemudian saat ini kembali bertambah 71 kasus pada 20 Mei dan 21 Mei bertambah 127 kasus. Total kasus baru sembilan hari terkhir sebanyak 396 kasus dan yang sembuh sebanyak 622 kasus.

Sementara kasus kematian akibat Covid-19 di Sleman masih cukup tinggi. Berdasarkan data Satgas Covid-19 DIY kasus kematian dalam sepekan terakhir untuk warga Sleman terjadi setiap hari.

Pada 13 Mei tercatat kematian sebanyak 3 kasus, 14 Mei (10 kasus), 15 Mei (5 kasus) dan 16 Mei (3 kasus). Selanjutnya 17 Mei (3 kasus), 18 Mei (2 kasus), 19 Mei terdapat 1 kasus kematian. Kemudian pada 20 Mei kasus kematian kembali melonjak sebanyak 7 kasus dalam satu hari. Kasus kematian Covid-19 di Sleman bertambah 4 kasus pada 21 Mei sehingga total 38 kasus kematian dalam sembilan hari terakhir.

Sudah Diprediksi

Baca juga: Resah Karena Bakal Direlokasi, PKL Malioboro Jogja Minta Ada Komunikasi

Terkait hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Sleman Joko Hastaryo mengatakan lonjakan kasus baru Covid-19 setelah libur lebaran memang sudah diprediksi sebelumnya. "Adanya lonjakan kasus baru sesuai prediksi. Di mana tujuh sampai 10 hari setelah libur lebaran sejak tanggal 12 Mei akan terjadi peningkatan kasus lagi," kata Joko saat dikonfirmasi Harian Jogja, Jumat (21/5).

Dinkes Sleman, kata Joko, sudah mengantisipasi jika lonjakan kasus benar-benar terjadi. Selain sudah berkoordinasi dengan seluruh rumah sakit, Dinkes juga mengaktivasi lokasi-lokasi shelter penanganan pasien Covid-19. Mulai dari Asrama Haji, Fasilitas Kesehatan Darurat Covid-19 (FKDC) di Moyudan hingga shelter-shelter di 37 kalurahan yang sudah disiapkan.

Baca juga: Rekor Kasus Kematian Covid-19 di Bantul Pecah, 6 Pasien Meninggal Dalam Sehari

Terpisah, Penanggungjawab Shelter Asrama Haji Makwan mengatakan saat ini sebanyak 13 warga Ngaglik, Caturharjo, Sleman baru masuk untuk melakukan isolasi mandiri di Asrama Haji. Ini merupakan 13 pasien pertama yang datang setelah shelter ini diaktifkan kembali. "Sebanyak 13 orang pasien Covid-19 berstatus OTG dari Ngaglik Caturharjo Sleman hari ini (kemarin) masuk FKDC Asrama Haji," kata Makwan.

Epidemiolog UGM Riris Andono Ahmad menanggapi presentase kematian akibat Covid-19 di Indonesia. Termasuk kasus kematian akibat Covid-19 di Sleman yang mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Dia mendesak agar pemerintah perlu melakukan evaluasi manajemen pengendalian pandemi terutama terhadap kasus kematian akibat Covid-19 di tanah air. "Perlu evaluasi case manajemen, bottle necknya ada dimana?," tuturnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya