SOLOPOS.COM - Jokowi membagi kaos dan buku kepada warga di depan Pasar Kota Sragen, Sabtu (31//20151). (Irawan Sapto Adi/JIBI/Solopos)

Pasar tradisional Sragen, paguyuban pedagang Pasar Kota Sragen meminta segera merenovasi pasar.

Solopos.com, SRAGEN–Kerukunan Pedagang Pasar Kota Sragen (KPPKS) mendesak kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen agar segera merevitalisasi Pasar Kota lantaran kondisinya tidak layak untuk berjualan. Pasar yang berada di pusat Kota Sragen itu belum tersentuh revitalisasi sejak 1974.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Seorang pedagang pakaian asal Masaran, Doyok, 50, saat ditemui Solopos.com, Selasa (1/3/2016), mengatakan banyak pedagang yang mengeluh dengan kondisi pasar yang tidak layak. Dia menyampaikan atap bocor dan banyak genangan air saat hujan turun. Kondisi pasar tersebut, kata dia, sudah disampaikan ke Dinas Perdagangan (Disdag) Kabupaten Sragen tetapi belum ada tindak lanjut yang serius.

“Kami sudah empat kali mengadu ke DPRD Sragen tetapi tidak ada tindak lanjutnya sampai sekarang,” ujarnya.

Penasihat KPPKS, Suyoto, menyampaikan kondisi pasar kota sudah tidak layak untuk berjualan. Dia membandingkan kondisi Pasar Kota dengan Pasar Gondang jauh lebih baik Pasar Gondang. Padahal Pasar Kota itu, ujar dia, berada di pusat kota dan menjadi wajah kota.
“Tetapi kenyataannya tidak diperhatikan masyarakat. Para pedagang yang tergabung dalam KPPKS memang mendesak Pemkab agar merevitalisasi total pasar ini. Dulu memang pernah ada renivasi tetapi hanya tambal sulam,” kata Suyoto.

Dia mempertanyakan retribusi pedagang ditarik terus tetapi tidak ada imbal baliknya terhadap fasilitas perdagangan. Dia pernah mengadu ke DPRD, Disdag, hingga ke Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) tetapi tak ada hasil.

Ketua KPPKS, Mario, mendengar sempat ada wacana detail engineering design (DED). Kini, Mario tak lagi mendengar kabar DED itu. Dia sudah berkomunikasi langsung dengan Plt. Kepala Disdag Sragen tetapi jawabannya tidak punya uang. “Kalau tidak punya duit ya usaha ke pemerintah pusat,” tambahnya.

Plt. Kepala Disdag Sragen, Heru Martono, mengaku Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) Sragen tidak mampu membangun Pasar Kota karena kebutuhan anggarannya besar. Heru mengalkulasi kebutuhan anggarannya minimal Rp10 miliar. Dengan kebutuhan anggaran itu, sambung dia, APBD hanya bisa memberi dana pendamping.

Heru ingat pernah mengajukan permohonan revitalisasi Pasar Kota bersamaan dengan revitalisasi Pasar Joko Tingkir. Upaya meminta dana ke APBN itu pun, kata Heru, juga luput atau tidak berhasil. Kendati demikian, Heru akan mencoba mengajukan proposal ke Kementerian Perdagangan untuk merevitalisasi Pasar Kota pada 2017.

“Ya, mudah-mudahan dengan program Presiden Joko Widodo yang akan membangun 5.000 pasar tradisional selama lima tahun ke depan bila mendorong revitalisasi Pasar Kota. Bangun pasar di desa saja butuh dana Rp1 miliar lebih. Apalagi untuk pasar kota tidak hanya uang Rp100 juta-Rp200 juta tetapi Rp10 miliar habis,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya