SOLOPOS.COM - Pedagang dan masyarakat sekitar Pasar Tanggul, Kampungsewu, Jebres, Solo menggunakan travelator seusai peresmian pasar oleh Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo, Senin (1/6/2015). (JIBI/Solopos/ Sunaryo Haryo Bayu/dok)

Pasar tradisional Solo dijadikan pilot project oleh Kemendag, yakni Pasar Tanggul.

Solopos.com, SOLO — Kementerian Perdaganan (Kemendag) akan menjadikan Pasar Tanggul Solo sebagai pilot project atau proyek percontohan nasional pembangunan dan penataan pasar tradisional.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo mengatakan tim dari Kemendag belum lama ini melakukan kunjungan ke Kota Solo. Tim melihat langsung bangunan Pasar Tanggul yang dilengkapi dengan travelator.

“Kemendag datang melihat Pasar Tanggul nanti akan mem-branding-nya. Pasar ini menjadi percontohan nasional,” kata Rudy, sapaan akrab Wali Kota ketika dijumpai wartawan di Solo, Selasa (21/7/2015).

Selain travelator, Rudy menambahkan penataan Pasar Tanggul dengan sistem zonasi sesuai jenis dagangan juga menjadi penilaian tersendiri.

Rudy mencontohkan keberadaan los daging di pasar tersebut dinilai representatif. Los dibuat ruangan berkaca sehingga lalat dan kecoa tidak bisa masuk.

“Pasarnya tradisional tapi juga modern. Tawar menawar tetap dipertahankan, sehingga nilai ini yang menarik untuk membentengi gempuran pasar modern,” kata Rudy.

Rudy berharap pembangunan Pasar Tanggul yang dilengkapi fasilitas modern ini mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan demikian keberadaan pasar tradional tak kalah dengan pasar modern.

Rudy mengatakan akan merevitalisasi tiga pasar tradisional berkonsep sama dengan pasar Tanggul yang dilengkapi fasilitas modern. Ketiga pasar tersebut adalah Pasar Sangkrah, Pasar Sidodadi, dan Pasar Jebres.

Ketiga pasar tersebut berdiri di lahan milik PT. Kereta Api Indonesia (KAI). “Kami sudah kirim surat permohonan pinjam pakai kepada Kementerian Perhubungan untuk tiga pasar itu,” kata Rudy.

Sekjen Paguyuban Pasamuan Pasar Tradisional Kota Solo (Papatsuta), Wiharto, sebelumnya menilai ada plus dan minus penambahan fasilitas travelator di pasar tradisional. Keberadaan travelator bisa meringankan beban pedagang saat membawa barang dagangannya.

Namun ada yang perlu diwaspadai dari operasional travelator, yakni sisi keamanan bagi pengguna travelator. Dia mengatakan Pemkot perlu menyiapkan petugas khusus untuk menjaga operasional travelator.

“Perlu ada sosialisasi penggunaan travelator, misalnya kalau naik travelator harus menggunakan alas kaki. Anak-anak juga tidak boleh bermain sembarangan di travelator,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya