SOLOPOS.COM - Sejumlah pedagang di lantai II Pasar Kadipolo, Solo, tengah menunggu pembeli, Minggu (29/7/2012). Pedagang meminta Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) untuk memperbaiki atap pasar di lantai II yang terbuat dari asbes. Karena pada siang hari, udara terasa panas. (Dwi Prasetya/JIBI/SOLOPOS)

Pasar tradisional Solo, revitalisasi Pasar Kadipolo batal tahun ini.

Solopos.com, SOLO–Rencana merevitalisasi Pasar Kadipolo pada tahun ini dibatalkan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo. Dana revitalisasi pasar dari pos Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp500 juta akhirnya dikembalikan lagi ke Kementerian Perdagangan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Kota Solo Subagiyo mengemukakan ada beberapa alasan revitalisasi Pasar Kadipolo batal dikerjakan pada tahun ini. Selain terganjal persoalan teknis juga kesiapan pelaksanaan yang belum matang.
“Karena ada perubahan, maka DAK Rp500 juta untuk Pasar Kadipolo tidak kami laksanakan dulu,” katanya ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Minggu (29/5/2016).

DPP merencanakan revitalisasi pasar baru dikerjakan pada tahun depan. Tentunya dengan anggaran sama, yakni Rp500 juta dari pos DAK Kemendag. Sebenarnya sesuai perencanaan awal, Subagiyo mengatakan DAK Kemendag Rp500 juta akan digunakan Pemkot untuk merevitalisasi Pasar Joglo, Kadipiro. Tapi rencana tersebut ditinjau ulang, karena Pasar Joglo bakal melanggar garis sempadan jalan (GSJ) dan garis sempadan bangunan (GSB) bila direvitalisasi. Selain itu, Pasar Joglo juga diprediksi terdampak proyek pembangunan jalan layang di simpang Joglo. Meskipun hingga kini belum ada kepastian pembangunan jalan layang tersebut.

“Kemudian kami alihkan DAK untuk Pasar Gede untuk perbaikan bangunan Pasar Gede sisi timur. Tapi kami batalkan lagi karena tak sesuai dengan peruntukkannya. Hingga akhirnya kami alihkan untuk Pasar Kadipolo,” katanya.

Subagiyo mengakui syarat pemanfaatan dana dari Kemendag tergolong ketat. Dana tidak diperbolehkan digunakan untuk rehabilitasi pasar, melainkan digunakan merevitalisasi pasar tradisional. Syarat lainnya, spesifikasi pasar harus menjual kebutuhan bahan pokok.

“Di luar syarat itu, dana tidak diperkenankan untuk digunakan. DAK harus diwujudkan dalam perbaikan bangunan. Tidak bisa dipecah-pecah. Jadi kami pilih alihkan ke Pasar Kadipolo,” katanya.

Sesuai konsep perencanaan, revitalisasi Pasar Kadipolo difokuskan untuk los daging. Konsepnya, dibangun zona khusus daging yang terpisah dan tertutup sehingga tidak menimbulkan bau menyengat di area pasar. Zona khusus itu memerlukan sistem drainase yang cukup lengkap. Menurut Subagiyo, pedagang daging harus bisa mengakses air bersih secara mudah. Selain itu lapak yang digunakan pedagang harus terbuat dari logam agar mudah dibersihkan.

“Revitalisasi Pasar Kadipolo kami batalkan dulu. Pekerjaan hanya sebatas perbaikan atau rehab rutin seperti perbaikan plafon, saluran air dan lainnya dengan anggaran Rp100 juta dari APBD kota,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya