SOLOPOS.COM - Lubang menganga di salah satu sudut jalan dalam kompleks Pasar Angkruksari, Desa Donotirto, Kretek. Foto diambil, Rabu (5/4/2017). (Arief Junianto/JIBI/Harian Jogja)

Pasar tradisional Bantul, Angkruksari masih banyak dikeluhkan.

Harianjogja.com, BANTUL – -Belum genap sepekan diresmikan, Pasar Angkruksari semakin banyak dikeluhkan pedagang. Selain keluhan kios yang lebih sempit ketimbang kios di pasar lama, pedagang pun kini mulai mengeluhkan semakin bertambahnya titik kerusakan infrastruktur.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga : PASAR TRADISIONAL BANTUL : Pasar Angkruksari Panen Keluhan, Ini Tanggapan Pemkab

Memang, dari pantauan Harianjogja.com, Rabu (5/4/2017), nyaris di semua sisi jalan, susunan paving tampak bergelombang. Bahkan di beberapa titik, tampak rusak dan meninggalkan lubang. Tak hanya itu, sejumlah titik lantai keramik juga terlihat pecah.

Menurut Sumiyem, salah seorang pedagang, sejak pedagang menempati pasar baru bernilai Rp12,3 miliar pada Februari lalu, kerusakan-kerusakan itu sudah terlihat. Bahkan ketika itu, kerusakan yang ada lebih parah ketimbang saat ini.

“Kami sudah lapor ke kantor pasar. Pihak pelaksana proyek sudah memperbaikinya. Tapi sisi satu diperbaiki, sisi lainnya rusak,” ucapnya.

Kerusakan itu memang bukan terjadi pada konstruksi utamanya, melainkan pada bagian-bagian kecil. Namun, justru lantaran terjadi di bagian kecil itulah yang disayangkannya.

“Harusnya pelaksana proyek kan sudah bisa mengantisipasinya,” kata Dahono.

Begitu pula dengan Dahono, pedagang lainnya. Ia pun kerap melaporkan beberapa kerusakan, terutama di bagian lantai. Ia memperkirakan, kerusakan lantai itu dikarenakan kurang padatnya tanah yang menjadi alas keramik.

Diduganya, masa penggarapan pasar seluas 2,35 hektar itu yang hanya sekitar empat bulan menjadi penyebab banyaknya kerusakan infrastruktur tersebut. Itulah sebabnya, ia pun memaklumi jika masih banyak terjadi kerusakan di beberapa bagian.

Selain itu, ia pun mengeluhkan kondisi bangunan los yang semi terbuka. Dengan kondisi itu, banyak pedagang diakuinya mengeluhkan tertampias air hujan saat terjadi hujan bercampur angin. Pemeliharaan Masih Tanggung Jawab Pelaksana Proyek

Terkait hal itu, Sekretaris Dinas Perdagangan Slamet Santosa menjelaskan, kerusakan itu sudah terlihat bahkan sejak dilakukan serah terima dari pihak pelaksana proyek kepada Pemkab Bantul pertengahan Desember 2016 silam. Untuk itu pihaknya sudah mendata sekaligus melaporkan kepada pihak pelaksana proyek untuk memperbaikinya.

“Karena masa pemeliharan kan masih sampai Juni mendatang,” kata Slamet saat ditemui terpisah.

Banyaknya kerusakan itu bukan sepenuhnya kesalahan dari pelaksana proyek. Mantan Kepala Kantor Pengelolaan Pasar Bantul itu mengakui singkatnya waktu penggarapan pasar tersebut sebenarnya disebabkan oleh keterlambatan pembukaan lelang oleh Pemkab Bantul.

Dijelaskannya, Pemkab Bantul memang terlambat membuka lelang penggarapan Pasar Angkrukssari. Pasalnya, hingga jadwal dibukanya lelang, dokumen lelang yang dimiliki Pemkab Bantul belum lengkap.

“Dokumen lelang itu di antaranya adalah dokumen status tanah dan izin gubernur. Karena tanah yang kami dipakai kan tanah kas desa,” terang Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya