SOLOPOS.COM - Warga melintas di depan Pasar Nglangon, Karangtengah, Sragen, Senin (30/8/2021). (Solopos-Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Kawasan Nglangon di Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sragen Kota, Sragen, menjadi pusat ekonomi masyarakat karena di situ ada tiga pasar tradisional dengan komoditas khusus.

Tiga pasar tradisional itu terdiri atas Pasar Nglangon dengan komoditas utama unggas lengkap dengan fasilitas rumah pemotongan unggas (RPU) serta komoditas sembako; Pasar Joko Tingkir dengan komoditas khusus berupa pasar sepeda, pasar klitikan (spare part) motor dan sepeda lengkap dengan jasa perbengkalannya, serta pasar burung dan hewan peliharaan seperti kelinci; lalu Pasar Hewan Nglangon yang hanya buka setiap pasaran Pahing.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pasar Hewan Nglangon merupakan pasar hewan terbesar di Sragen dan lokasinya dekat dengan rumah pemotongan hewan (RPH) di Batoar, sekitar 100 meter arah selatan.

Baca juga: Memotret Kawasan Nglangon, Calon Pusat Bisnis Terpadu di Sragen

Selain tiga pasar tradisional, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen memiliki stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang cukup besar yang dikelola Perusahaan Daerah (Perusda) Bengkel Terpadu.

Deretan Kios Renteng

Di tengah-tengah empat pusat ekonomi tersebut melintang jalan ring road utara yang menghubungkan Terminal Pilangsari di Kecamatan Ngrampal dengan pintu tol Pungkruk di Kecamatan Sidoharjo. Deretan kios renteng di pinggir jalan sepanjang 100 meter juga memberi kontribusi ekonomi di kawasan tersebut.

Konsep pembangunan pasar terpadu di Nglangon Sragen
Konsep pembangunan pasar terpadu di Nglangon Sragen. (Istimewa)

Kondisi ekonomi yang tumbuh itu menjadi pertimbangan dalam pengembangan Ibu Kota Sragen. Kawasan Nglangon akan dijadikan pusat bisnis terpadu atau central business district (CBD) dalam perencanaan jangka panjangnya. Pemkab Sragen memulai perencanaan CBD mulai 2022 dengan membangun pasar terpadu.

“Di KUA PPAS [Kebijakan Umum Anggaran, Prioritas, dan Plafon Anggaran Sementara] APBD Tahun 2022 sudah dianggarkan Rp40 miliar untuk pembangunan Pasar Nglangon. Sepertinya tidak ada pembebasan lahan karena akan dibangun di tanah aset Pemkab Sragen. Detailnya ada di RTRW [Rencana Tata Ruang Wilayah] dan teknisnya di Disperindag [Dinas Perindustrian dan Perdagangan],” ujar Sekretaris Badan Perencanaan, Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Sragen, Agus Tri Lastomo, saat dihubungi Solopos.com, Senin (30/8/2021).

Baca juga: ASN Sragen Diimbau Sisihkan 1,5% Penghasilan untuk Jajan Produk UMKM

Kabid Penataan Pasar Disperindag Sragen Tommy Isharyanto mengungkapkan sudah ada detail engineering design (DED) terkait dengan pembangunan pasar terpadu di Nglangon. Dia menerangkan pasar terpadu itu memang membutuhkan anggaran Rp40 miliar untuk menampung pedagang dari Pasar Nglangon, Pasar Joko Tingkir, dan kios renteng Nglangon.

“Pasar terpadu itu berlantai satu. Kapasitas pasar bisa menampung 886 pedagang yang sudah terdata. Lokasinya berbeda dengan kondisi existing dua pasar sekarang. Pasar Nglangon dan Pasar Joko Tingkir sekarang direncanakan menjadi RTH [ruang terbuka hijau]. Konsep ini terkait dengan master plan Kota Sragen ke depan [CBD]. Jadi gambaran seperti persimpangan besar untuk utara kota. Perencanaan pembangunan pasar terpadu itu nanti sinergi dengan dinas terkait supaya tepat plotting lokasinya. Desainnya pun futuristik dengan mempertimbangkan perkembangan 20-30 tahun ke depan,” jelas Tommy.

Tak Butuh Pasar Darurat

Kepala Pengelola Pasar Nglangon, Sragen, Margono, menyampaikan para pedagang Pasar Nglangon dan Pasar Joko Tingkir menyambut baik pembangunan pasar terpadu itu karena dalam proses pembangunannya tidak membutuhkan pasar darurat.

Dia menyampaikan para pedagang juga sudah memiliki gambaran pasar yang sudah berstandar nasional yang dilengkapi dengan ruang laktasi, klinik kesehatan, lokasi parkir yang luas seperti mal.

“Penataan ke depannya belum tahu. Seperti pasar sepeda, pasar unggas, dan seterusnya seperti apa belum ada sosialisasi. Informasinya memang 2022 tetapi selama ini pedagang belum diberi sosialisasi kepastiannya,” ujar Margono.

Baca juga: Hipertensi dan DM Jadi Komorbid, Begini Cara Sragen Tekan Kematian Akibat Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya