SOLOPOS.COM - Pasar Pahingan di Dusun Pidekso, Desa Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Wonogir. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI – Pasar Pahingan di Dusun Pidekso, Desa Pidekso, Kecamatan Giriwoyo, Wonogiri, sepi. Tak ada satu pedagang pun yang berada di pasar tersebut saat Solopos.com bertandang, Minggu (16/2/2020) pukul 08.00 WIB.

Menurut informasi yang dihimpun Solopos.com dari masyarakat, biasanya pedagang meninggalkan pasar tersebut sekitar pukul 10.00 WIB saat pasaran tiba. Pasar Pahingan hanya buka pada hari pasaran Pahing dan Wage.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pasar seluas 300 meter persegi tersebut terdiri dari dua bangunan tanpa dinding yang disangga beberapa tiang cor. Bangunan tersebut menampung 16 kios.

Sementara itu di samping bangunan terdapat kios-kios yang berbentuk seperti gubuk terbuat dari kayu. Sebagian kios sudah tidak ada atapnya. Kios itu hanya punya tiang penyangga dari kayu dan satu meja.

Foto-Foto Keindahan Taman Bendung Tirtonadi Bak Eropa Kini Tinggal Kenangan

Menurut salah satu warga Dusun Pidekso, Sumino, sepinya pasar tersebut disebabkan warga di sekitar pasar sudah berpindah rumah ke beberapa daerah.

Warga memilih pindah lantaran terdampak proyek pembangunan Bendungan Pidekso.

Hanya ada satu rumah yang tersisa di sekitar pasar tersebut di sisi selatan. Rumah itu milik Sumino. Namun, beberapa bulan ke depan Sumino juga bakal pindah.

Terdampak Flyover, Jalanan di Purwosari Usang dan Berdebu

Sumino mengatakan, hanya tersisa tiga pedagang yang berjualan di pasar tersebut. Waktunya pun juga singkat, mulai dari pukul 05.30 - 06.30 WIB. Pembeli yang mengunjungi hanya sekitar 15-20 orang.

“Kalau saya bilangnya sudah bukan pasar lagi, tetapi seperti orang yang membeli sayur di warung biasa,” kata dia saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Minggu (16/2/2020).

Baginya, pasar tersebut punya banyak kenangan. Sejak ia lahir pada 1957, pasar tersebut sudah berdiri. Pasalnya pasar tersebut sudah ada sejak pemerintah Belanda menjajah Indonesia.

Beredar Pesan Berantai Urus SIM Tanpa Tes di Samsat, Satlantas Karanganyar: Itu Hoaks!

Dulu di sekitar pasar tersebut pernah dibom Belanda. Rumah milik Nenek Sumino yang hanya berjarak 30 meter dari pasar runtuh. Sehingga saat itu ada beberapa warga Pidekso yang meninggal.

Meski areanya tidak luas, tetapi pasar tersebut dulu sangat ramai. Pasar buka mulai pukul 05.00 WIB hingga 12.00 WIB.

Bahkan ketika pasar buka, suara orang saat berinteraksi terdengar hingga Dusun Nglepo, yang berada di area perbukitan berjarak satu kilometer dari pasar.

Rendang Padang Diusulkan Jadi Warisan Dunia

Pedagang yang berjualan datang dari berbagai daerah di Wonogiri, seperti Kecamatan Baturetno, Batuwarno dan Karangtengah. Ada juga area khusus pasar kambing yang akhirnya tutup pada 2000.

“Untuk warga sekitar sini, dulu menjual hasil pertanian atau peternakan pribadi. Misalnya ada warga punya satu ayam, kemudian dijual ke pasar,” imbuh dia.

Mulai 2015, pembeli di Pasar Pahingan mulai berkurang akibat banyaknya pedagang sayur keliling menggunakan sepeda motor.

Sindikat Copet Nenek-Nenek Beraksi di Festival Jenang Solo, 3 Orang Tertangkap

Meski begitu, kondisi pasar masih cukup ramai. Tapi, sejak akhir 2019, pasar mulai sepi.

Gimana tidak sepi, di sekelilingnya saja sudah tidak ada rumah dan penduduk, pindah semua,” terang dia.

Keramaian Pasar Pahingan pada zaman dulu dibenarkan salah satu pedagang pisang yang berasal dari Kecamatan Batuwarno, Wagiyem, 75.



Masih Bingung? Ini Perbedaan Homeschooling dengan Sekolah Formal

Meski harus berjalan kaki sejauh sembilan kilometer, Wagiyem tetap semangat mencari rezeki di Pasar Pahingan.

“Dulu ramai, meskipun jauh saya dan beberapa teman kalau Pahing dan Wage ke sana. Dagangan laris kalau dijual disana. Rata-rata yang dujual hasil pertanian dan peternakan,” kata dia saat ditemui di rumahnya, Senin (17/2/2020).

Benarkah Emsclupt yang Picu Serangan Jantung Ashraf Sinclair?

Sementara itu, pedagang sayur dan sembako yang berasal dari Kecamatan Baturetno, Rosavia Yulvitasari, mulai tidak berdagang di Pasar Pahingan sejak akhir 2019.

“Pasarnya sudah sepi karena warganya sudah banyak yang pindah. Saat proses perpindahan rumah saja masih ramai, tetapi setelah benar-benar pindah menjadi sepi,” kata dia.

Lowongan Kerja Terbaru, Klik di Sini!

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya