SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok. SOLOPOS)

Pasar mebel Solo akan dibangun oleh pemerintah, namun pengrajin minta ada space untuk workshop.

Solopos.com, SOLO —Pemerintah Kota (Pemkot) Solo berencana membangun Pasar Mebel Gilingan pada 2016. Sejumlah pengrajin furnitur meminta workshop pengganti karena pasar yang baru hanya difungsikan sebagai showroom.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengrajin Mebel Lestari di Pasar Mebel, Sumarno, mengatakan pihaknya telah melihat desain baru Pasar Mebel Gilingan.

“Saya sudah melihat desainnya. Konsepnya sudah bagus. Kiosnya berhadap-hadapan jadi tidak ada kecemburuan di antara pedagang. Tapi kami berharap pemerintah mempertimbangkan workshop pengganti. Kami tidak punya tempat lain untuk mengerjakan ini,” katanya ketika ditemui di kantornya, Selasa (25/8/2015).

Ekspedisi Mudik 2024

Pengrajin yang sudah sepuluh tahun berdagang dan sempat mengalami dua kali kebakaran di Pasar Mebel Gilingan tersebut meminta lahan representatif untuk workshop jika pembangunan benar-benar direalisasikan.

“Kalau memang ada dana atau kesempatan. Pemerintah bisa menyediakan tempat workshop pengganti. Kalau bisa pengerjaannya bisa satu paket dengan pembangunan. Lokasinya tidak perlu di sekitar sini. Jauh tak masalah. Yang penting representatif,” ujar dia.

Pengrajin Mardi Mulyo di Pasar Mebel, Mardiyanto, berpendapat pembangunan pasar yang hanya difungsikan sebagai lokasi showroom dan finishing membuat pasar yang ludes terbakar pada Mei 2014 lalu itu kehilangan ciri khas.

“Biasanya pembeli melihat proses dan bahan baku langsung. Kalau hanya showroom, tidak ada bedanya seperti toko biasa. Ini jadi daya tarik pembeli di sini. Pembeli bisa melihat langsung bahan sampai proses pembuatannya,” jelasnya ketika ditemui secara terpisah.

Menurut Mardiyanto, pihaknya menyambut baik wacana pemerintah yang akan membangun pasar dua lantai. Namun, ia berharap pemerintah mempertimbangkan kembali konsep showroom yang akan direalisasikan.

“Pengrajin pada dasarnya manut. Sebab pasar ini rasanya sudah mati suri karena tidak dibangun-bangun. Banyak yang mengira pasar sudah mati. Kami berharap kebijaksanaan pemerintah. Kasihan pengrajin yang cuma punya satu kios di sini. Mereka harus produksi ke mana kalau tidak di sini. Mudah-mudahan bisa segera dibangun dan tidak molor,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), Subagiyo, mengatakan pihaknya saat ini tengah mengajukan dana bantuan senilai Rp15 miliar kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Dana tersebut digunakan untuk membangun dua lantai pasar mebel dengan konstruksi tahan api.

“Konsep nanti bangunan tahan api. Satu lantai di atas dan satu bangunan semi-basement. Lantai satu difungsikan untuk produk. Lantai bawah untuk finishing saja seperti menambal, memasang pintu, dll. Tujuannya untuk mengantisipasi kebakaran berulang,” jelasnya, Rabu (26/8/2015).

Disinggung soal pengadaan workshop, Bagiyo mengaku bakal mempertimbangkannya terlebih dahulu. “Masukan akan kami tampung dulu. Semua usulan akan kami perhatikan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya