SOLOPOS.COM - Wakil Menteri Desa PDTT, Budi Arie Setiadi, bertransaksi di Pasar Mbatok, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso menggunakan LinkAja pada Kamis (1/10/2020). (Istimewa/Dokumentasi LinkAja)

Solopos.com, KARANGANYAR — Objek wisata Pasar Mbatok di Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, hingga kini masih tutup sejak pemerintah menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Calon wisatawan yang penasaran dengan Pasar Mbatok di Dusun Badan, Desa Kemuning, pun harus bersabar. Pasar yang menawarkan konsep transaksi tempo dulu menggunakan kepingan kayu berbentuk bulat pipih atau ketip itu belum buka saat ini.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pendamping Desa Kemuning Smart Village Nusantara (SVN) sekaligus Pengelola Pasar Mbatok, Ari Krisnanto, menuturkan Pasar Mbatok yang merupakan salah satu pasar binaan Generasi Pesona Indonesia (Genpi) belum buka. Genpi adalah komunitas sukarelawan pariwisata bentukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Baca Juga: Jual Monstera King Rp225 Juta, Petani Tawangmangu Pakai Duitnya Buat Ini

“Kami memang belum membuka Pasar Mbatok. Sudah tutup lumayan lama. Kalau mau buka lagi, kami harus melakukan sejumlah perbaikan tempat. Selain itu kami juga harus mengumpulkan pedagang. Banyak persiapan yang harus dilakukan,” kata Ari saat berbincang dengan Solopos.com melalui sambungan telepon, Senin (13/9/2021).

Ari belum dapat memastikan kapan Pasar Mbatok di Kemuning, Karanganyar, itu akan kembali buka. Normalnya, Pasar Mbatok hanya buka setiap Sabtu dan Minggu pada pekan pertama dan ketiga setiap bulan. Wisatawan dapat menikmati pemandangan alam sekaligus menyantap kuliner tradisional khas pedesaan.

Kekhawatiran Pengelola

Pengelola memiliki sejumlah pertimbangan kenapa belum berani membuka pasar wisata tersebut. “Kami masih khawatir kalau mau buka. Kasihan pedagang. Mereka khawatir kalau tidak ada pembeli datang. Kami ini kan tidak menerapkan tiket masuk ke lokasi pasar,” ungkapnya.

Baca Juga: Selain Ngrombo Sukoharjo, Kemuning Karanganyar juga Desa Wisata Terbaik Se-Indonesia Lho…

Tahun lalu, tepatnya Oktober 2020, saat peresmian SVN di Desa Kemuning, Karanganyar, Pasar Mbatok menjadi salah satu objek wisata percontohan penerapan SVN. Pasar Mbatok menerapkan sistem transaksi nontunai menggunakan uang elektronik nasional berbasis server dari PT Fintek Karya Nusantara (Finarya), LinkAja.

Ari menuturkan keberadaan uang elektronik itu tidak membuat Pasar Mbatok kehilangan ciri khas. “Uang ketip masih dipakai sebagai alat transaksi. Tetapi, pengunjung tidak harus menukar ketip dengan uang secara langsung. Bisa pakai scan QRIS LinkAja, scan barcode untuk membeli uang ketip,” jelasnya.

Baca Juga: Begini Ceritanya Kemuning Karanganyar Jadi Desa Wisata Terbaik Se- Indonesia Kategori Digital

Sentuhan digital pada Pasar Mbatok menjadi salah satu nilai tambah Desa Kemuning yang dinobatkan sebagai desa wisata terbaik kategori digital oleh PT Bank Central Asia pada acara BCA Desa Wisata Awards. Ari menyampaikan harapan Desa Kemuning akan terus berkembang.

“Harapan kami akan ada pendampingan untuk meningkatkan digitalisasi di Kemuning. Orang mau wisata ke Kemuning tidak usah bawa uang cash. Tinggal buka aplikasi, pilih destinasi, pesan, lalu pembayaran menggunakan scan barcode. Siapa tahu semua bisa dilakukan dalam satu aplikasi,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya