SOLOPOS.COM - Lengangnya kawasan Pasar Legi Solo pada Lebaran hari pertama, Jumat (17/7/2015). (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/Solopos)

Pemkot Solo belum menemukan lokasi untuk pasar darurat Pasar Legi yang akan direvitalisasi.

Solopos.com, SOLO — Keinginan Pemkot Solo merevitalisasi Pasar Legi menemui kendala terkait lahan yang bakal digunakan sebagai pasar darurat. Pemkot kesulitan mencari lahan yang mampu menampung seluruh pedagang pasar tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sekretaris Daerah (Sekda) Solo Budi Yulistianto mengatakan Pemkot masih dipusingkan mencari lokasi pasar darurat Pasar Legi, seandainya pasar tersebut direvitalisasi. “Pedagang Pasar Legi jumlahnya 3.500 orang. Aktivitas di sana juga berlangsung 24 jam. Itu yang membuat kami kesulitan menentukan lahan pasar darurat,” ungkap Budi ketika dijumpai wartawan di Balai Kota Solo, Selasa (20/2/2018).

Berdasarkan pengalaman Pemkot Solo saat merevitalisasi pasar tradisional, para pedagang enggan menempati pasar darurat yang lokasinya jauh dari pasar semula. Padahal jika mempertimbangkan hal itu, di sekitar Pasar Legi sudah tidak ada lagi lahan kosong yang luas untuk menampung ribuan pedagang.

Baca:

Pemkot Solo sebenarnya melirik Jl. Sabang sebagai lokasi alternatif pasar darurat. Namun Pemkot Solo khawatir kawasan itu kembali kumuh. Meski kesulitan mencari lahan untuk pasar darurat, Pemkot tetap bertekad merevitalisasi Pasar Legi. Saat ini, program revitalisasi pasar tradisional kategori pasar besar di Kota Solo tinggal menyisakan Pasar Legi dan Pasar Harjodaksino.

“DED revitalisasi Pasar Harjodaksino sudah ada, tinggal mencari sumber pembiayaan. Kalau Pasar Legi belum ada,” terang dia.

Terkait alternatif pasar darurat di kompleks Monumen 45 Banjarsari (Monjari), Budi menilai jelas tidak mungkin. Kawasan tersebut kini sudah ditata dengan baik. Belum rampungnya lokasi pasar darurat otomatis revitalisasi Pasar Legi yang diprediksi menelan anggaran tak kurang Rp200 miliar itu belum bisa direalisasikan.

Padahal Pemkot Solo telah mendapatkan rancangan awal revitalisasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak 2015. Dokumen pra desain itu adalah salah satu dasar bagi penyusunan detail engineering design (DED) revitalisasi Pasar Legi.

Dalam rancangan itu, Pasar Legi akan dibangun ulang lengkap dengan lantai basement dan semi basement. Lantai atas pasar akan diperuntukkan aktivitas bongkar muat barang (loading), sedangkan lantai basement sebagai area parkir.

“Sebenarnya ada satu alternatif yang masih dipertimbangkan yakni merevitalisasi Pasar Legi berdasarkan segmen atau kawasan. Sebagian pedagang bisa dipindahkan dulu ke Jl. Sabang, sementara satu kawasan pasar direvitalisasi,” terang Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Subagiyo.

Namun, rencana itu juga susah direalisasikan karena waktu revitalisasi yang dibutuhkan terlalu panjang, yakni bisa mencapai empat tahun. Padahal selama ini, Pemkot mengonsep revitalisasi pasar maksimal dua tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya