SOLOPOS.COM - Garis polisi (police line) dipasang Polres Sukoharjo di pintu masuk proyek Pasar Ir. Soekarno, Rabu (22/1/2014). Auditor BPK dan ahli dari PSIT Universitas Gajah Mada (UGM) kembali melakukan audit pasar Rabu pagi hingga sore. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SUKOHARJO-Indikasi penyimpangan dalam proyek pembangunan Pasar Ir. Soekarno Sukoharjo yang dilaksanakan tahun 2012 lalu dengan nilai anggaran Rp24,8 miliar semakin kuat.

Salah satu indikasi tersebut terlihat dari pemasangan 600-an unit Kwh Meter internal Pasar Ir. Soekarno. Pengamatan Solopos.com beberapa hari terakhir, sejumlah Kwh Meter yang dipasang di tiap-tiap kios merupakan produksi lama, seperti tahun 1991, 1995 dan 1997.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Padahal proyek tersebut dilaksanakan tahun 2012. Mirisnya, harga satu unit Kwh Meter yang telah dipasang di Pasar Ir. Soekarno ditaksir tidak lebih dari Rp200.000. Perkiraan harga Kwh Meter di Pasar Ir. Soekarno disampaikan Manajer PLN Rayon Sukoharjo, Untung Cahyono.

“Untuk Kwh Meter seperti yang dipasang di Pasar Ir. Soekarno, saya pernah dengar harganya tidak lebih dari Rp200.000,” katanya saat ditemui Solopos.com di Mapolres Sukoharjo, Rabu (22/1/2014).

Padahal informasi yang diperoleh Espos dari berbagai sumber, plot anggaran pemasangan instalasi listrik di setiap kios Pasar Ir. Soekarno mencapai Rp1,7 juta.

Untung juga menegaskan Kwh Meter yang dipasang di Pasar Ir. Soekarno bukan berasal dari pihaknya. Mengenai tahun produksi Kwh Meter dia mengakui merupakan keluaran lama. “Tim BPK juga sudah menanyakan hal yang sama kepada kami. Saya jelaskan semua,” imbuhnya.

Saat ditanya dari mana asal Kwh Meter bila bukan dari PLN, menurut Untung bisa dari toko yang menerima produk tersebut langsung dari pabrik. Dia menyatakan membeli produk tersebut di toko memang dibolehkan. “Boleh saja. Tapi yang jelas Kwh Meter tersebut bukan dari kami,” tandasnya.

Terpisah, Pengendali Teknis Audit BPK atas Pasar Ir. Soekarno, Chairil Anwar Lubis mengakui sudah meminta klarifikasi PLN Rayon Sukoharjo ihwal Kwh Meter Pasar Ir. Soekarno. Klarifikasi untuk mengetahui asal usul Kwh Meter dan nilai barang yang dipasang di Pasar Ir. Soekarno.

Langkah klarifikasi dilakukan lantaran di Kwh Meter di Pasar Ir. Soekarno tertera tulisan “Milik PLN”. “Kami tanyakan apakah PLN pernah menjual Kwh Meter ke sana, dijawab tidak pernah. Lalu dari mana barang ini berasal? berapa harganya? Informasi ini yang ingin kami ketahui,” katanya.

Chairil menjelaskan pihaknya ingin membandingkan plafon anggaran dalam kontrak dengan harga Kwh Meter di Pasar Ir. Soekarno. Ditanya berapa nilai plafon anggaran pemasangan listrik per kios, menurut dia sekitar Rp1,7 juta. “Di kontrak ada, sekitar Rp1,7 juta per kios,” imbuhnya.

Disinggung taksiran harga Kwh Meter yang terpasang di Pasar Ir. Soekarno di bawah Rp200.000 per unit, Chairil belum mau menanggapi. Dia hanya menjamin hasil pemeriksaan BPK ihwal instalasi listrik akan muncul dalam Laporan Hasi Pemeriksaan (LHP). Namun dia menegaskan bila taksiran harga tersebut benar benar, ada indikasi kelebihan pembayaran yang telah dilakukan Pemkab Sukoharjo kepada kontraktor. “Tunggu saja dulu paling dua pekan lagi sudah bisa ketahui bersama hasil pemeriksaan,” ajaknya.

Sementara Manajer Teknik PT Ampuh Sejahtera (AS), Ajiyono menjelaskan pekerjaan pemasangan instalasi listrik Pasar Ir. Soekarno dikerjasamakan dengan pihak ketiga. Biro tersebut yang bertugas mencari material Kwh Meter yang saat ini sudah dipasang di Pasar Ir. Soekarno.

Sebelum Kwh Meter tersebut dipasang, menurut Aji sudah disetujui oleh pengawas dan konsultan perencana. “Barang tersebut datang dalam kardus, masih baru. Saat akan dipasang, kami minta persetujuan pengawas dan konsultan perencana. Sudah disetujui,” katanya.

Disinggung taksiran harga Kwh Meter di bawah Rp200.000, Aji meminta supaya jangan hanya melihat objek itu saja. Melainkan harus dihitung menyeluruh meliputi item-item rangkaiannya. Sedangkan mengenai penggunaan Kwh Meter produksi lama, dia berdalih barang tersebut masih beredar di pasaran.

“Dengan masih beredarnya Kwh Meter ini di pasaran, pertanyaan saya, apa pernah PLN menarik barang ini? Produk ini tidak pernah ditarik karena buktinya masih ada di pasaran,” tegasnya. Dia juga menekankan bahwa dalam Kwh Meter terdapat tulisan “Milik PLN”.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya