SOLOPOS.COM - Para pedagang mulai mengemas dagangan lantaran batas waktu perdagangan di Pasar Pagi Gondang, Sragen, segera berakhir pada pukul 06.30 WIB, Jumat (30/9/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Sepinya Pasar Gondang, Sragen, membuat sebagian pedagangnya memilih berjualan di pasar pagi yang berada tepat di sebelah baratnya. Di pasar pagi terdapat sekitar 200 pedagang yang berjualan mulai dari pukul 00.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB.

Pembeli di pasar pagi ini kebanyakan para bakul sayur keliling dari berbagai daerah di sekitar Gondang hingga perbatasan Kabupaten Ngawi, Jatim.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah seorang pedagang di pasar pagi, Budi Daya, 38, mengaku sebenarnya memiliki los di Pasar Gondang. Namun ia juga ikut berjualan bandeng presto di pasar pagi. Setelah pukul 06.00 WIB ia pindah ke Pasar Gondang, yang hanya dibatasi jalan beraspal selebar 6 meter itu.

“Sepinya pedagang itu sebenarnya efek dari pasar global. Tak hanya di Gondang, tetapi hampir di semua pasar tradisional sepi. Apalagi dengan adanya dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) juga berpengaruh. Semua pedagang itu butuh makan. Kami juga membutuhkan nafkah untuk keluarga. Jadi mestinya sepinya pasar itu disikapi dengan bijak,” jelas Budi saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (30/9/2022) pagi.

Budi mengatakan 200 pedagang di Pasar Pagi ini sudah berkomitmen berhenti berjualan begitu jam menunjukkan pukul 06.00 WIB. Ini untuk memberi kesempatan kepada pedagang Pasar Gondang berjualan. Dia mengatakan komitmen ini sudah berjalan bertahun-tahun.

Baca Juga: Pasar Hewan Karanganyar Masih Ditutup Hingga Waktu yang Belum Ditentukan

“Saya sendiri sebenarnya punya los di Pasar Gondang. Kalau pagi, mulai pukul 04.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB buka dhasaran di pasar pagi. Kemudian setelah itu pindah ke Pasar Gondang di sebelah timur pasar pagi. Pelanggan kami para pedagang keliling kampung yang kulakannya memang harus dinihari supaya paginya bisa berkeliling,” ujar Budi.

Selama dua jam membuka dhasaran bandeng presto di pasar pagi, Budi bisa memperoleh pendapatan Rp300.000-Rp400.000. Kemudian ia melanjutkan berjualan di Pasar Gondang sejak pukul 06.00 WIB-11.00 WIB. Di sana ia bisa mendapatkan Rp500.000.

“Pasar pagi itu ramainya karena bakul keliling itu. Kalau di Pasar Gondang itu pelanggannya warga rumahan untuk belanja sehari-hari,” jelasnya.

Mbah Warti, 68, warga Plosorejo, Gondang, juga ikut berjualan nasi gogik atau nasi tiwul di pasar pagi. Dia mengaku sudah 10 tahun berjualan di pasar pagi dan pelanggannya memang para bakul keliling. Mereka kulakan nasi gogik darinya.

Baca Juga: Inspiratif, 100 Ibu-ibu di Sragen Ini Punya WhatsApp Grup untuk Jualan Online

“Pedagang keliling itu ada yang dari Mantingan, Tambakboyo, Jawa Timur hingga ada yang dari Jenawi, Karanganyar. Tapi paling banyak ya warga seputaran Gondang,” jelasnya yang diamini pedagang bawang goreng, Rus.

Kios Pasar Dikontrakkan

Para pedagang pasar pagi ini punya wadah bernama Paguyuban Maju Bersama. Ketua Paguyuban Pedagang Maju Bersama Pasar Pagi Gondang, Wagito, 51, mengaku juga memiliki kios di Pasar Gondang. Tetapi kios itu ia dikontrakkan.

Gito, sapaannya, memilih jualan oprokan di pasar pagi untuk menjajakan roti. Dulu, Gito berjualan mulai azan Subuh sampai pagi. Sekarang dengan banyaknya pedagang yang berjualan, Gito mulai buka dhasaran di pasar pagi Gondang mulai pukul 23.30 WIB.

“Iya, pukul 24.00 WIB sudah banyak pedagang di Pasar Pagi sampai pagi pukul 05.30 WIB berkemas dan pukul 06.00 WIB bersih. Kami mengikuti ritme pasar karena pelanggan pedagang keliling itu menghendaki kulakan lebih dini. Karena barangnya dijual lagi maka pedagang menjual dengan harga grosir,” jelasnya.

Baca Juga: Sepi Penumpang, 11 Trayek Angkutan Umum di Sragen Ini Nihil Armada

Dia mengatakan para pedagang Pasar Pagi itu berani bersusah payah bangun malam dan mencari dagangan dengan harga miring. Dia mengatakan para pedagang sayuran itu mencari sayuran langsung ke petani sampai Karangpandan dan Jogorogo, Jawa Timur.

Para pedagang buah, sebut dia, juga mencari buah sampai luar kota agar mendapatkan harga yang miring. “Pasar Pagi ini juga dikelola sama-sama dikelola dinas karena menempati tanah pemerintah,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya