SOLOPOS.COM - Ilustrasi minyak goreng curah (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Solopos.com, JAKARTA – Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) menyambut baik langkah Presiden Jokowi yang memutuskan untuk membuka kembali pintu ekspor minyak goreng dan crude palm oil (CPO).

Meski demikian, Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga mengeluhkan keberadaan black market atau pasar gelap yang membuat harga di pasaran terdistorsi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Untuk itu, Sahat menyarankan pemerintah untuk dapat menyetop minyak goreng curah dan menggantinya dengan bentuk kemasan sehingga masyarakat tidak tertipu volume dan kualitasnya.

Sahat juga menyarankan distribusi minyak goreng untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau masyarakat miskin agar dikelola minimal 80 persen oleh Perum Bulog dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI/ID Food).

“Migor untuk masyarakat berpenghasilan rendah dikelola minimal 80 persen oleh BUMN [Perum Bulog dan RNI], jangan diberikan ke swasta,” ungkap Sahat, Kamis (19/5/2022).

Baca Juga: Tegas! Ini Pesan Jokowi untuk Aparat Hukum Soal Mafia Minyak Goreng

Kehadiran pabrik pengemasan di titik-titik distribusi minyak goreng juga dapat menjadi cara agar Perum Bulog dan RNI dapat menggunakan merek dagang tersendiri. Sehingga harga dapat rata di semua wilayah Indonesia.

“Begitulah saran kami dari GIMNI, dan terima kasih atas cepat tanggapnya pak presiden. Ekspor segera dilepas ‘bebas-terkendali’,” ujar Sahat.

Menurut data GIMNI, per 18 Mei 2022 stok minyak goreng (RBD olein curah) tersedia sekitar 630.000 ton dengan masa simpan 2,3 bulan.

Jumlah tersebut dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal di sektor curah yang per bulannya membutuhkan sebesar 194.000 ton.

Baca Juga: Kejagung Segera Tangkap Semua Tersangka Mafia Minyak Goreng

Sebelumnya, Jokowi menyatakan Indonesia kembali membuka ekspor minyak goreng dan CPO mulai Senin (23/5/2022) mendatang.

Keputusan tersebut diambil pemerintah setelah memperhatikan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini serta mempertimbangkan para tenaga kerja dan petani di industri sawit.

“Berdasarkan kondisi pasokan dan harga minyak goreng saat ini serta mempertimbangkan adanya 17 juta orang tenaga kerja di industri sawit, baik petani, pekerja, dan juga tenaga pendukung lainnya, maka saya memutuskan bahwa ekspor minyak goreng akan dibuka kembali pada Senin, 23 Mei 2022,” kata Jokowi dalam pernyataannya di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/5/2022) dikutip Youtube Setpres.

Jokowi turut juga menyampaikan bahwa secara kelembagaan pemerintah juga akan melakukan pembenahan prosedur dan regulasi di badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit (BPDP-KS).

Hal ini agar lebih adaptif dan solutif menghadapi dinamika pasokan dan harga minyak dalam negeri sehingga masyarakat dapat dilindungi dan dipenuhi kebutuhannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya