SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

 Aneka Makanan Khas Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Aneka Makanan Khas Solo (Dok/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO –Stakeholder pariwisata mulai dari tukang parkir, tukang becak, sopir taksi, warung makan, sopir bus angkuta, hingga pusat perbelanjaan, pusat oleh-oleh khas Solo dan restoran diperingatkan untuk tidak menaikkan harga seenaknya pada momen Lebaran tahun ini.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Istilahnya itu ngepruk rega, atau meninggikan harga seenaknya sendiri. Biasanya hal ini dilakukan kalangan front liner sektor pariwisata, seperti tukang becak, taksi dan tukang parkir. Memang itu hal kecil, tapi dampaknya luar biasa,” kata Ketua Association of Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Solo, Suharto, kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Ekspedisi Mudik 2024

Dampak yang dimaksud adalah penilaian buruk wisatawan terhadap layanan dan jasa wisata yang ada di Solo. Suharto memperingatkan hal ini karena dari pengalaman yang dia alami saat membawa tamu serta informasi dari biro perjalanan wisata lain, kondisi ini cukup dikeluhkan wisatawan.

Tidak Kapok Datang

Kondisi ini, menurut Suharto, banyak terjadi di titik-titik keramaian, pusat perbelanjaan baik tradisional maupun modern,pusat kuliner. Kawasan tersebut adalah kawasan pendukung wisata utama, seperti Taman Satwa Taru Jurug, Taman Balekambang, Keraton dan tempat wisata lainnya.

Suharto menyebutkan, dampak buruk dari tindakan ngepruk rega ini bukanlah dampak jangka pendek. Tentunya akan ada dampak jangka panjang, karena ketika wisatawan pulang ke daerah asal tentu akan bercerita tentang hal  buruk yang dialami di Kota Solo.

“Kami berharap wisatawan tidak kapok datang ke Solo. Brand Kota Solo sebagai kota wisata akan menjadi buruk.”

Suharto meminta momentum Lebaran mestinya jadi kesempatan Solo untuk menunjukkan bahwa Solo adalah kota yang ramah terhadap wisatawan. Wisatawan ini, menurutnya punya jalur promosi yang cukup kuat, yaitu promosi dari mulut ke mulut.

Suharto melanjutkan, Asita juga berharap adanya upaya dari pemerintah dalam memberikan edukasi kepada pendukung sektor pariwisata terutama kalangan frontliner. Selama ini edukasi kepada kalangan tukang becak, tukang parkir, taksi terkait pentingnya ramah wisatawan masih sangat minim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya