SOLOPOS.COM - Salah satu bagian pemandian Pablengan, Matesih. (JIBI/SOLOPOS/Indah Septiyaning Wardani/dok)

Pariwisata Karanganyar belum mencapai target pendapatan.

Solopos.com, KARANGANYAR – Komisi B DPRD Karanganyar meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab)  Karanganyar melakukan terobosan-terobosan efektif untuk menggali pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata. Selama ini, pendapatan daerah dari sektor pariwisata belum pernah memenuhi target yang ditetapkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketua Komisi B DPRD Karanganyar, Toni Hatmoko, mengatakan hingga saat ini pendapatan daerah dari sektor pariwisata belum pernah mencapai Rp800 juta. “Belum pernah mencapai target, yaitu sekitar Rp1 miliar. Sebab kami melihat pariwisata belum ditata dengan baik,” kata dia saat ditemui wartawan di Kantor DPRD Karanganyar, Selasa (6/1/2015).

Toni mengakui Karanganyar memiliki sejumlah objek wisata, namun masih cukup sulit untuk mendongkrak pendapatan dari sektor tersebut. Penyebabnya adalah objek wisata di Karanganyar bukanlah milik Pemkab Karanganyar. Ia menyebut objek wisata Candi Sukuh dan Candi Cetho yang kepemilikannya berada di tangan Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah, lalu Grojogan Sewu milik Kementerian Kehutanan.

Saat ini, Karanganyar hanya memiliki objek wisata Pablengan di Matesih. Dari segi pendapatan retribusi pun, Pemkab hanya mendapatkan kurang dari 40%. Tony menyebut Pemkab mestinya bisa melakukan kesepakatan dengan pihak terkait untuk peningkatan jumlah bagi hasil retribusi. Pemkab juga seharusnya melakukan terobosan-terobosan yang efektif untuk dapat meningkatkan pendapatan melalui sektor pariwisata. Menurutnya, Karanganyar memiliki banyak objek wisata, tapi sangat disayangkan pendapatan dari sektor pariwisata tidak banyak.

Toni juga mendesak agar Pemkab Karanganyar segera membuat naskah kerja sama terkait pengelolaan objek wisata Museum Dayu. “Karanganyar harus mendapatkan bagian atas retribusi di Dayu, setidaknya 40 persen. Sebab lokasinya berada di wilayah Karanganyar,” ujar Tony.

Dia juga berharap pemerintah turut mengembangkan potensi sumber daya manusia di lingkungan Dayu untuk mendukung dan menghidupkan pariwisata di daerahnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karanganyar, Istar Yunianto, mengatakan saat ini pihaknya akan menjalin kerja sama dengan instansi terkait soal pembagian pendapatan dari Museum Dayu.

“Saat ini sedang proses. Kami juga akan membicarakan dengan pengelola Sangiran. Januari ini, menurut rencana ada pertemuan lagi untuk membahas hal itu,” kata dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya belum lama ini.

Selain itu, dalam waktu dekat Pemkab Karanganyar akan mengadakan pelatihan dan pembinaan terhadap masyarakat sekitar objek pariwisata Dayu. Khususnya, dalam mengembangkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) guna mendukung perkembangan lingkungan Museum Dayu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya