SOLOPOS.COM - Wisata Obelix Hills di Klumprit, Wukirharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY berdiri yang dibangun pada 2021 lalu, menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup moncer. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, JOGJA— Jogja atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi salah satu wilayah yang memiliki potensi pariwisata yang terus berkembang dan terkelola dengan baik. Bahkan untuk destinasi yang berada di pelosok desa pun, tergarap sehingga bisa tetap menarik pengunjung untuk datang.

Salah satu destinasi yang senang dikembangkan itu adalah Obelix Hills, yang berada di Klumprit, Wukirharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY. Meski baru berdiri pada 2021 lalu, Obelix Hills kini sudah menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup moncer di Jogja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hadir dengan menawarkan pemandangan Jogja dari ketinggian di puncak bukit. Tempat ini juga tampil asri dengan mempertahankan batuan-batuan alam yang konon merupakan sisa-sisa aktivitas gunung purba. Kemudian jika beruntung, dari destinasi ini pengunjung juga bisa menyaksikan sunset.

Diketahui, lokasi Obelix Hills berada di puncak bukit di wilayah Klumprit. Meski berada cukup jauh dari keramaian kota, namun destinasi ini tetap mampu memikat wisatawan untuk mengunjunginya.

Pengelola Obelix Hill mengaku ada banyak upaya yang harus dilakukan untuk menggarap destinasi wisata tersebut agar tetap menarik untuk dikunjungi wisatawan. Salah satunya dengan melakukan kolaborasi antar pihak dalam melakukan promosi.

Baca Juga: Perjalanan Nyaman Tanpa Takut Kehujanan, Berikut Jadwal KRL Solo-Jogja Hari Ini

Kolaborasi dilakukan dengan berbagai pihak di dunia pariwisata. Baik dengan pemerintah, badan promosi pariwisata daerah, media, dan sebagainya.

Pengelola juga menggandeng BUMDes setempat dalam pengelolaannya. Terlebih menurut keterangan pihak pengelola, lokasi tersebut awalnya telah dimanfaatkan BUMDes setempat untuk membuat destinasi berupa jalur pesepeda. Namun dalam perjalannya kurang begitu dikenal.

“Dulunya juga sempat dikelola BUMDes sebagai area bersepeda. Tapi kurang begitu ter-blow up, akhirnya kami mencoba membangun, kemudian kami berkolaborasi,” kata perwakilan bidang operasional Obelix Hills, Rizki, Jumat (14/10/2022).

Sementara di sisi dalam, Obelix Hills mencoba menawarkan hal berbeda kepada para pengunjung. Sejauh ini pengelola Obelix Hills mencoba untuk tidak merusak alam sekitar. Batuan alam asli masih terjaga, pengelola hanya menambahkan jalur untuk pejalan kaki. Bangunannya pun diklaim tidak dibuat perpanen. Dengan begitu suasana asri di lereng tebing yang masih berdekatan dengan Gunung Api Purba Nglanggeran itu masih terjaga.

Baca Juga: Harganya Mahal, Nelayan di Gunungkidul Kepincut Tangkap Benur & Menjualnya

Masalalah kebersihan juga menjadi perhatian khusus di lokasi itu. Bahkan kamar area toilet pun dijaga agar tetap bersih. Sementara untuk mengakomoasi UMKM setempat, telah disediakan lokasi tersendiri yang menajang produk-produk lokal.

“Setiap Jumat kami juga mengadakan yang namanya Pasar Jemuah, menjual makanan tradisional, jamu-jamuan, dan sebagainya, itu disiapkan di area khusus,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Promosi dan Investasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Muhammad Abdullah, yang juga Wakil Ketua Badan Promosi Daerah DIY, mengatakan pariwisata merupakan sektor yang dalam pengembangannya harus didukung oleh semua pihak.

Baca Juga: Gunungkidul dari Hutan Pelarian Prajurit Majapahit Jadi Wisata Hits

“Kenapa di Jogja ini pariwisata berkembang? Sebab kami selalu bersinergi. Pentahelix sangat penting untuk pengembangan pariwisata,” kata dia. Untuk itu perlu keterlibatan bersama dlam pengembangan pariwisata, baik dari pemerintah, akademisi, wartawan, pelaku usaha, hingga komunitas.

Di sisi lain Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Nugroho Joko Prastowo, menyebutkan untuk melihat potensi pariwisata di suatu daerah, ada rumus yang harus diperhatikan. Rumus tersebut adalah 3A2P (Aksesbilitas, Amenitas, Atraksi, Pelaku Usaha dan Promosi).

Menurutnya, sebuah destinasi harus memiliki akses yang mudah dan jelas atau tidak membingungkan. Amenitas merupakan sebagala fasilitas pendukung, termasuk tentang kebersihan dan kenyamanan. Kemudian ada atraksi. “Suatu kota dengan akses bagus, hotel banyak, tapi atraksinya sedikit atau tidak ada, kunjungannya juga akan sedikit,” kata dia dalam kegiatan capacity building awak media di Jogja, Jumat.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya