SOLOPOS.COM - Sebanyak 25 Dai Kamtibmas Polres Wonogiri mengikuti sarasesahan tentang peran dai dalam penyelenggaraan pemilu 2024, RM Saraswati Wonogiri, Kamis (6/10/2022). Para dai dinilai menjadi elemen masyarakat paling berpengaruh sehingga diharapkan dapat membantu mencipatakan suasana kondusif pemilu 2024. (Solopos.com/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRIDai Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) Polres Wonogiri diminta turut berperan aktif dalam penyelenggaraan Pemilu 2024. Para dai dinilai menjadi salah satu elemen masyarakat yang paling berpengaruh. 

Kepala Kantor Kementerian Agama Wonogiri, Anif Solikhin, mengatakan dai harus bisa ikut serta mengawal dan menyukseskan pesta demokrasi 2024. Suara para dai paling banyak didengar masyarakat dibandingkan elemen masyarakat lain termasuk politisi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dai atau ustad memiliki persentase pengaruh di masyarakat sebanyak 54 persen. Sementara elemen masyarakat lain seperti pengamat politik dan politisi tidak lebih dari 10 persen.

Namun demikian, pengaruh besar itu diharapkan tidak disalahkangunakan menyebarkan berita bohong atau hoaks, menebarkan paham yang bertentangan dengan ideologi negara, dan menciptakan perpecahan masyarakat melalui politisasi suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Menurut Anif, politisasi SARA akan menyebabkan masyarakat tidak fokus pada program yang ditawarkan calon DPR/DPRD, bupati/walikota, gubernur, dan presiden. Masyarakat justru hanya akan melihat identitas calon. 

Baca Juga: 161 Nama Warga Wonogiri Dicatut Parpol, KPU Lakukan Klarifikasi

“Padahal identitas itu tidak bisa menjadi jaminan seorang peserta pemilu, pilkada, atau pilpres akan menjadi pemimpin yang baik dan hebat jika terpilih. Sejak Pemilu 2019, dalil-dalil agama masih kerap digunakan menyerang lawan politik. Padahal hal itu bisa merusak persatuan masyarakat. Kami harap para dai Kamtibmas dapat menjadi teladan dan bisa menciptakan suasana kondusif di masyarakat. Terutama saat gelaran pesta demokrasi 2024 berlangsung,” kata Anif saat memaparkan materi kepada 25 dai perwakilan dai Kamtibmas masing-masing kecamatan di Wonogiri, Kamis (6/10/2022).

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wonogiri, Toto Sihsetyo Adi, menyampaikan pelibatan dai dalam penyelenggaran Pemilu 2024 sebagai penjaga ketertiban sangat tepat. Selain memiliki pengaruh signifikan, dai juga sudah dekat dengan masyarakat setempat.

Dengan begitu, pesan dan imbauan mereka kepada masyarakat akan lebih didengar dan dipatuhi ketimbang orang lain. 

Kendati gelaran pesta demokrasi di Wonogiri pada 2014 dan 2019 relatif kondusif, peran dai dalam penyelenggaran pemilu tidak dapat dihilangkan. Mereka berfungsi sebagai tandem masyarakat.

Baca Juga: Bupati Jekek Angkat Bicara Soal Nama Warga dan ASN di Wonogiri Dicatut Parpol

“Kalau melihat pemilu dan pilkada serentak tahun-tahun sebelumnya, kondisi di Wonogiri relatif adem. Justru yang ada eksesnya itu pascagelaran pemilu. Waktu itu ada kerusuhan antarperguruan silat. Nah ini yang harus diantisipasi bersama, tidak hanya dai,” kata Toto saat berbincang dengan Solopos.com di Rumah Makan Saraswati Wonogiri, Kamis. 

Dia berpendapat, partai politik di Wonogiri sudah cukup dewasa dalam penyelenggaraan pemilu. Mereka cukup komunikatif, mudah berkoordinasi, dan mudah dihubungi. 

“Tapi kami, KPU Wonogiri tetap harus independen, berintegritas, dan melayani semuanya,” ucap dia. 

Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat Polres Wonogiri, AKP Setiyono, mengatakan acara yang mengundang perwakilan dai Kamtibmas dari masing-masing kecamatan itu dilaksanakan dalam rangka antisipasi terjadinya keributan di masyarakat saat gelaran Pemilu 2024. Terlebih saat ini tahapan pemilu sudah dimulai. 

Baca Juga: Ini Alasan Warga Wonogiri Harus Terlibat Pengawasan Partisipatif di Pemilu 2024

Mereka diminta menyosialisasikan Pemilu 2024 dengan cara persuasif. Menciptakan penyelenggara pemilu yang aman dan damai. 

“Iya memang, untuk kali ini hanya dai agama Islam yang kami undang. Ke depan mungkin kami akan undang dai dari agama-agama lain juga,” kata AKP Setiyono.

Dia menambahkan, di Wonogiri tidak ada indikasi pendakwah yang menyebarkan paham terorisme atau yang bertentangan dengan idelogi negara. 

Informasi yang dihimpun Solopos.com, jumlah ulama/ustaz di Wonogiri sebanyak 2.815 orang, dai berjumlah 85 orang, khatib sebanyak 2.703 orang, dan penyuluh agama Islam berjumlah 197 orang.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya