SOLOPOS.COM - Poster pengumuman penutupan jemabatan sasak terpasang di jalan menuju penyeberangan di Sungai Bengawan Solo, Beton, Jebres, Solo, Senin (3/10/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO — Sukarelawan penanggulangan bencana alam dioptimalkan untuk memantau ketinggian air Sungai Bengawan Solo, termasuk pengawasan jembatan sasak. Mereka berpatroli di sepanjang Sungai Bengawan Solo saat turun hujan lebat dengan intensitas tinggi.

Ketinggian air sungai terpanjang di Pulau Jawa kerap bertambah secara signifikan saat turun hujan lebat selama beberapa hari terakhir. Kala itu, ketinggian air sungai hampir menyentuh lantai jembatan sasak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pengelola lantas menutup sementara jembatan sasak agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan kepada pengguna jalan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solo, Nico Agus Putranto, mengatakan tingginya intensitas hujan mengakibatkan ketinggian air Sungai Bengawan Solo bertambah signifikan.

Hal ini berpotensi menjadi ancaman banjir saat musim penghujan. “Sukarelawan bencana alam bakal melakukan patroli menyusuri pinggir sungai saat turun hujan lebat. Masyarakat setempat juga dilibatkan dalam pencegahan banjir,” katanya.

Nico menyebut kondisi arus sungai cukup deras saat turun hujan lebat. Hal ini bisa membahayakan para pengguna jalan yang melewati jembatan sasak. Karena itu, ia meminta jembatan sasak ditutup sementara saat turun hujan lebat.

Baca Juga: Jembatan Sasak Solo-Gadingan Tetap Beroperasi, tapi Pakai Sistem Buka Tutup

Hal ini sesuai instruksi Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, agar pengawasan jembatan sasak ditingkatkan selama musim penghujan. “Akses jalan ke jembatan sasak ditutup jika ketinggian air sungai bertambah signifikan. Terlalu berisiko jika jembatan sasak dilewati pengguna jalan,” ujarnya.

Lebih jauh, Nico menambahkan telah memetakan daerah rawan bencana banjir saat musim penghujan. Daerah tersebut meliputi kawasan sepanjang sungai seperti di wilayah Pasar Kliwon dan Jebres.

“Kami juga berkomunikasi dengan anggota linmas di masing-masing kelurahan untuk memantau debit sungai,” paparnya. Seorang warga Kelurahan Semanggi, Antoni mengatakan warga yang berdomisili di pinggir sungai mulai meningkatkan kewaspadaan saat turun hujan lebat.

Baca Juga: Baru Dibangun, Jembatan Sasak Gadingan-Ngepung Sangkrah Solo Hanyut

Mereka juga turut memantau ketinggian air sungai jika turun hujan lebat selama berjam-jam. “Biasanya, puncak musim penghujan antara Desember-Januari,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya